REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini menanggapi Ijtima Ulama II yang akan mendukung pasangan bakal capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi). Ia mengatakan, partainya akan menghargai dan mengawal hasil Ijtima Ulama II tersebut.
"Ada dukungan kepada salah satu calon menurut kami satu hal lah, tetapi yang enggak kalah jauh lebih penting adalah bagaimana pemikiran-pemikiran ulama itu masih kami dengarkan," ujar Faldo saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (16/9).
Menurut dia, apapun hasilnya PAN akan menghargai dan mengawal agar suasana kebangsaan Indonesia lebih baik. Ia merasa bersyukur jika ada kelompok ulama yang mendukung pasangan Prabowo-Sandi. PAN juga akan menyambut
"Kami pada prinsipnya kalau ada dukungan itu pasti kami sambut enggak mungkin enggak. Jangankan yang mendukung yang enggak mendukung saja kami sambut," kata Faldo.
Baca juga:'Tidak Boleh Ada Rangkap Jabatan di MUI'
Selain itu, kata dia, Ijtima Ulama II tak hanya mengenai dukungan capres cawapres. Melainkan adanya diskusi-diskusi lain yang berkembang terkait kebangsaan. Ia juga meyakini, ijtima ulama II sebagai bentuk kepedulian ulama terhadap kondisi bangsa.
"Bagaimana memandang ulama jadi bukan hanya sekadar untuk memilih capres cawapres. Tetapi juga banyak diskusi-diskusi lain yang berkembang dan tentu harus kita pertimbangkan juga," tuturnya.
GNPF Ulama akan menggelar Ijtima' Ulama Jilid II di Jakarta pada Ahad (16/9). Ijtima' tersebut bertujuan menentukan sikap dan arah dukungan para ulama dalam Pilpres 2019. Dalam acara itu, rencananya akan dihadiri 1.000 ulama dan sejumlah tokoh nasional.
Baca juga:Pemilu 2019, Data Pemilih Ganda, dan KTP-El yang Tercecer
Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak memastikan, bahwa pihaknya bakal menggelar kembali ijtima ulama pada Ahad (16/9). Menurut Yusuf Martak, ijtima ulama jilid II merupakan tindak lanjut daripada hasil rekomendasi sebelumnya yang tidak terakomodir dengan baik oleh partai politik.
Mengingat hasil ijtima ulama yang pertama merekomendasikan Prabowo Subianto-Salim Segaf atau Prabowo-Ustadz Abdul Somad. Namun, kenyataannya Prabowo memilih Sandiaga Uno sebagai pendampingnya.
"Dikarenakan adanya pasangan yang tidak diakomodir oleh paslon yang telah menentukan paslon yaitu bapak Prabowo-Sandiaga. Maka secara mekanisme kami mengadakan ijtima yang kedua, yaitu kita mengembalikan hak pada para ulama dan tokoh nasional," jelas Yusuf Martak saat jumpa pers di Jakarta Selatan, Kamis (13/9).
Baca juga: Anies Ajak Masyarakat Betawi tak Pecah karena Politik