REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rapat tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank (Bank Dunia), pemerintah akan menawarkan kesempatan investasi sebesar 42,2 miliar dolar AS dengan nilai proyek sekitar 80 miliar dolar AS. Sementara jumlah proyek yang ditawarkan sebanyak 79 proyek dari 21 Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, investasi tersebut akan dihimpun dalam sebuah buku. Buku itu rencananya akan dirilis oleh Kementerian BUMN pada awal Oktober mendatang.
Nantinya buku itu akan dibagikan saat seminar investasi. “Jadi kami tawarkan ke semua negara yang hadir di sana, tidak hanya ke Tiongkok. Nanti juga ada panel diskusi di bidang tol dan energi,” kata Luhut di Gedung Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin, (17/9).
Luhut pun menegaskan, pemerintah tidak pilih-pilih investor dari negara mana saja. Hanya, ada empat kriteria yang harus dipenuhi calon investor.
“Meliputi harus ramah lingkungan, harus hulu ke hilir, masyarakat lokal, dan mentransfer teknologi. Kalau itu mereka comply, kami mau,” katanya.
Staf Khusus Kementerian BUMN Sahala Lumban Gaol menambahkan, beberapa BUMN terlibat dalam proyek yang bakal ditawarkan itu, di antaranya PLN Persero serta Jasa Marga.
“Mereka akan one to one meeting. Waskita itu ke proyek tol, PLN untuk listrik, dan lain-lain. Spesifiknya nanti di yang akan datang,” ucapnya.
Sahala menjelaskan, pemerintah tidak akan bilang soal target ke para calon investor, tapi akan memastikan kalau berbagai proyek tersebut sangat bagus untuk mereka. "Kita tidak akan lewatkan momentum ini agar membuat mereka investasi di Indonesia," ucap dia.