Kamis 20 Sep 2018 14:47 WIB

Dahnil ke Prabowo-Sandi, Raja Juli Yakin Muhammadiyah Netral

Aktivis Muhammadiyah sudah diatur supaya menjaga jarak dengan dunia politik.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ratna Puspita
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, usai melakukan konferensi pers di DPP PSI, Kamis (17/5).
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, usai melakukan konferensi pers di DPP PSI, Kamis (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Tim Kampanye Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Raja Juli Antoni meyakini Muhammadiyah, termasuk organisasi sayapnya seperti Pemuda Muhamamdiyah, tetap netral menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Keputusan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menjadi koordinator juru bicara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak akan memengaruhi arah politik Muhamamdiyah dan PP Muhammadiyah. 

Mantan ketua umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah itu mengatakan netralitas Muhammadiyah sudah tertuang dalam aturan baku kelembagaan. Ia mengatakan para aktivis Muhammadiyah sudah diatur supaya menjaga jarak dengan dunia politik.

"Muhammadiyah secara lembaga netral diatur dengan political disengagement atau jaga jarak," katanya kepada wartawan di Rumah Cemara, Kamis (20/9).

Raja Juli menambahkan hingga saat ini, Muhammadiyah juga tak menyatakan dukungan secara resmi pada paslon manapun. “Sama sekali ini enggak berikan sinyal bahwa Muhammadiyah seluruhnya berikan dukungan ke Prabowo atau Sandi," ucap mantan direktur Ma'arif Institute tersebut. 

Raja Juli berpendapat pilihan Dahnil Anzar untuk bergabung ke salah satu pasangan calon merupakan keputusan personal, bukan lembaga. Dia pun mengucapkan selamat pada Dahnil karena terpilih sebagai koordinator juru bicara Koalisi Indonesia Adil Makmur. 

"Selamat ke junior saya sesama aktivis Muhammadiyah. Selamat bergabung ke dunia politik real," katanya.

photo
Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (kanan) berbincang dengan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak (kiri). (Antara)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement