REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Seorang perempuan bersenjata pistol menembaki sejumlah orang di toko pusat distribusi obat Rite Aid, Maryland, Amerika Serikat, Kamis (20/9). Tiga orang dilaporkan tewas dalam kejadian ini.
"Saya mengonfirmasi beberapa terluka dan menjadi korban, tersangka satu orang untuk insiden ini dalam tahanan dan berada dalam kondisi kritis." kata kepala kepolisian daerah Harford Country, Jeffrey Gahler, seperti dikutip Guardian.co.uk.
Tersangka saat ini telah ditangkap. Tersangka juga dilaporkan sempat mencoba bunuh diri. Dia ditahan dalam kondisi kritis di rumah sakit setempat.
Gahler tidak merinci identitas tersangka atau motifnya. Dikutip dari CNN, Juru Bicara Perusahaan Pete Strella mengatakan The Rite Aid terletak di antara gudang di sebuah taman industri, yang memiliki hampir 1.000 karyawan. Perusahaan ini memproduksi obat-obatan, untuk dikirim ke lebih dari 2.500 toko. "Kami berdoa kepada semua orang yang terkena dampak, termasuk para responden pertama kami," kata Gubernur Larry Hogan di Twitter. "Negara siap memberikan dukungan apa pun."
Penembakan itu terjadi sehari setelah seorang pria menembak dan melukai empat orang, termasuk seorang petugas polisi. Peristiwa itu, menurut Kepolisian Negara Bagian Pennsylvania, terjadi di sebuah gedung pengadilan Pennsylvania sebelum pria tersebut akhirnya tewas di tangan polisi.
Eric Watson menuturkan, pelaku sempat ribut dengan orang lain setelah melakukan sebuah pertemuan di balai kota yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Saat keluar dari pertemuan itu, pelaku menembak membabi buta.
"Pelaku tak menarget seseorang, dia hanya menembak acak," kata Watson seperti dikutip Guardian.co.uk.
Sejauh ini, RSUD setempat menerima lima pasien dari insiden itu. Sedangkan Pusat Kesehatan John Hopkins melaporkan bahwa pihaknya menerima empat pasien dengan luka tembak, dua luka ringan, dan dua luka berat. Sementara, Pusat kesehatan Christiana di Delaware menerima satu pasien dengan luka tembak serius.