Sabtu 22 Sep 2018 18:35 WIB

Tim Gabungan akan Sisir Bekas Kebakaran Sumbing

Kebakaran di kawasan Gunung Sumbing mencapai 506,9 hektare.

Warga melintasi areal ladang dengan latar belakang kebakaran hutan Gunung Sumbing di Desa Kledung, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (16/9).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Warga melintasi areal ladang dengan latar belakang kebakaran hutan Gunung Sumbing di Desa Kledung, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Tim gabungan dari berbagai unsur seperti TNI, Polri, BPBD, Perhutani, dan SAR bakal menyisir bekas kebakaran hutan di kawasan Gunung Sumbing di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada Ahad(23/9). Penyisiran dilakukan untuk memastikan tidak ada bara api.

"Hari ini tim gabungan memang diistirahatkan dan besok akan menyisir lagi bekas kebakaran guna memastikan api benar-benar padam," kata pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi di Temanggung, Sabtu (22/9).

Seperti diwartakan, kebakaran hutan Gunung Sumbing yang terjadi sejak 10 September 2018. Kebakaran tersebut dinyatakan telah pada pada Jumat (21/9) oleh BPBD Kabupaten Temanggung.

Ia menuturkan hari ini petugas hanya melakukan pemantauan dari posko dan secara visual tidak ada titik api. "Namun, kami besok kembali akan menyisir bekas kebakaran, jangan sampai ada bara di tunggakan potongan pohon, karena hal ini akan memicu kebakaran lagi jika tertiup angin," katanya.

Menurut dia padamnya kebakaran hutan di Sumbing tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah melakukan upaya pemadaman. Upaya pemadaman dilakukan secara manual oleh ratusan personel gabungan dibantu para relawan dan metode pemadaman dengan menggunakan helikopter Kamov milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Ia menyebutkan, kebakaran di kawasan Gunung Sumbing mencapai 506,9 hektare, dengan kerugian material mencapai Rp 76.035.000. "Kerugian tersebut karena api sempat melahap kawasan hutan lindung yang tidak hanya berisi rumput ilalang saja, namun juga vegetasi pohon keras yang memiliki nilai ekonomis tinggi," katanya.

Baca juga, BPBD: Api di Gunung Sumbing telah Padam

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement