REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bio Farma memperkirakan penjualan ekspor vaksin hingga 2018 dapat mencapai 71,6 juta dolar Amerika Serikat (AS). Direktur Utama Bio Farma M Rahman Roestan mengatakan beberapa negara yang akan disasar untuk menjual produk vaksinnya itu yakni Pakistan, Afganistan, Sudan, Maroko, dan lainnya.
Rahman menjelaskan ada beberapa jenis vaksin yang akan diekspor ke negara-negara tersebut. “Vaksin yang akan diekspor pada bulan September sampai dengan Desember 2018 terdiri dari vaksin polio, campak, TT, DTP, Td,” kata Rahman dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika, Ahad (23/9).
Selain itu, Bio Farma baru saja mengekspor vaksin polio ke Papua New Guinea, Jumat (23/9). Direktur Pemasaran Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan pengiriman tersebut merupakan pemenuhan komitmen ekspor September 2018 senilai 12 juta dolar AS dari target tahun ini.
Menurut Sri, Bio Farma hampir setiap pekan memiliki kegiatan pengiriman ekspor. “Masih banyak negara berkembang yang memerlukan vaksin produk Bio Farma,” ujar Sri.
Sri Harsi Teteki, direktur Pemasaran, beserta tim marketing ekspor Bio Farma meninjau produk vaksin yang akan diekspor ke Papua New Guinea.
Sri menambahkan, selama ini Bio Farma mengirim produk akhir vaksin yang didistribusikan melalui lembaga Internasional United Nations Children's Fund (UNICEF) dan PAHO. Sri memastikan Bio Farma juga mengekspor dalam bentuk bulk vaksin atau produk intermediate yang takan di formulasi dan dikemas menjadi produk akhir vaksin melalui bilateral hingga beberapa produsen vaksin langsung.
Beberapa produsen yang membeli bulk antara lain India, Belgia, Turki, Mexico, Mesir, Thailand, Filipina, dan beberapa negara lain. “Jenis bulk yang diekspor seperti bulk polio, tetanus, difteri, pertusis, dan campak,” ujar Sri. Rahayu Subekti