Senin 24 Sep 2018 07:59 WIB

Soal Walkout, Prabowo Sebut SBY Sudah Memperhitungkannya

Prabowo menyebut aksi SBY sebagai bentuk protes kepada KPU.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menmutuskan walkout dari arak-arakan karnaval kampanye di silang Monas, Jakarta, Ahad (23/9).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menmutuskan walkout dari arak-arakan karnaval kampanye di silang Monas, Jakarta, Ahad (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Prabowo Subianto membela mitra politik di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, aksi walkout SBY ketika acara deklarasi kampanye pemilihan umum (pemilu) damai pada Ahad (23/9), sudah diperhitungkan matang-matang. Maka ia menyebut bahwa aksi tersebut sebagai bentuk protes kepada KPU atas pelanggaran pendukung pasangan calon Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.

“Pak SBY melakukan sesuatu dengan penuh perhitungan. Saya kenal orangnya sangat teliti sangat tertib, kalau saya orangnya sedikit santai,” jelas Prabowo usai hadiri acara Silaturahmi Fraksi Gerindra MPR RI di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Jakarta, Ahad (23/9).

Untuk para pendukungnya yang tergabung ke dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur (KIAM), Prabowo mengklaim, telah mematuhi segala aturan dengan tidak membawa atribut partai. Bahkan pihaknya tidak lebih membawa lebih dari 100 orang dan tidak membawa bendera partai politik.

Sedangkan kubu lawan dinilai banyak memobilisasi massa serta membawa atribut politik. Apa yang dilakukan pendukungnya, kata ia, sesuai dengan arahan tim pemenangan untuk mematuhi aturan pemerintah.

“Ketua Badan Pemenangan Djoko Santoso mengatakan jangan ada yang berbuat salah, ini kami tegaskan kepada jajaran kami tidak ada yang boleh berbuat salah. Tidak boleh melanggar aturan,” terang Prabowo

Selanjutnya, Prabowo berharap KPU segera bersikap tegas, tidak hanya kepada pihaknya tapi  juga terhadap kubu lawan politiknya. Hanya saja, Prabowo mengerti KPU memikul tugas yang sangat berat hingga pelaksanaan Pilpres 2019 nanti.

"Saya berdoa mereka kuat melaksanakan tugas ini, kedaulatan rakyat, jangan sampai kedaulatan rakyat ini di sakiti, dirusak, sangat berbahaya bagi negara,” tutup Prabowo.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memutuskan untuk tidak mengikuti karnaval kampanye damai yang digelar KPU hingga selesai, Ahad (23/9). Sikap SBY dan Zulhas lantaran SBY kecewa dengan beberapa pendukung Joko Widodo- KH Ma'ruf Amin yang membawa alat peraga kampanye selain bendera partai.

"Pak SBY merasa tidak nyaman ketika rombongan kami melintas mengikuti karnanval," kata Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean di Silang Monas, Jakarta, Ahad (23/9).

Ferdinand mengatakan SBY merasa diperlakukan tidak adil lantaran sejumlah pendukung calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-KH Ma'ruf membawa alat peraga selain yang disediakan oleh KPU selaku panitia. SBY dan Zulkifli Hasan pun akhirnya melancarkan protes dengan meninggalkan monas lebih dulu.

"Dari KPU jelas dari edaran yang kami terima adalah tidak tidak boleh membawa alat peraga kampanye karena semua disediakan oleh KPU, dan kami mengikuti aturan itu ternyata yang lain tidak diikuti, dan kami merasa terjebak di dalam euforia permainan ini sekelompok pendukung Pak Jokowi," tegas Ferdinand.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement