REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Balai Pustaka (Persero) (BP) memperingati hari jadinya yang ke-101 tepat pada tanggal 24 September 2018. Sempat mengalami masa suram pada beberapa tahun lalu, kini BP telah bangkit, dan, tidak tanggung-tanggung, menargetkan pendapatan sebesar Rp 1 triliun hingga tahun depan.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama BP Achmad Fachrodji di acara peringatan hari jadi BP ke-101 yang digelar di kantor pusat BP di kawasan Matraman, Jakarta Pusat, Senin (24/9). "Kenapa saya berani pasang target sebesar itu? karena peluangnya besar dan memang pendapatan Balai Pustaka naik dari tahun ke tahun," ungkap pria yang akrab disapa Oji ini.
Optimisme mantan Direktur SDM dan Umum Perum Perhutani ini didorong oleh peningkatan pendapatan BP yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, dimana Pendapatan BP pada tahun lalu masih dibawah Rp 100 miliar, sedangkan di tahun ini sudah melampaui Rp 100 miliar.
Untuk mendongkrak pendapatan, BP telah merancang strategi bisnis, yakni: perluasan jaringan distribusi buku kurikulum; membuka lebih banyak taman bacaan; perluasan pemasaran koleksi BP ke sejumlah negara seperti Malaysia, Turki, Italia dan Jepang; dan pengalihmediaan koleksi sastra klasik.
"Sejumlah judul koleksi sastra klasik akan dialihmediakan ke dalam bentuk animasi, e-book, audiobook, sinetron dan layar lebar," tambah Oji.
Sebelumnya, pada 2017, BP menggandeng salah satu rumah produksi terkemuka di Malaysia, ThinkByUs Sdn Bhd, untuk mengalihmediakan sejumlah judul sastra klasik menjadi format audiobook. Selanjutnya, untuk semakin memperluas pasar, BP menjalin kerjasama dengan MNC Pictures untuk mengangkat beberapa judul sastra klasik ke format sinetron dan layar lebar.
Pada kesempatan yang sama, sastrawan kenamaan Tanah Air Taufik Ismail berharap BP agar terus berinovasi untuk meningkatkan literasi di Indonesia. "Sebagai satu-satunya penerbit yang memasuki usia lebih dari satu abad, BP wajib untuk terus berjuang memajukan literasi di Indonesia," tutur Taufik.