Kamis 27 Sep 2018 15:54 WIB

No Messi, No Problem

Aroma gantung sepatu Messi dari timnas Argentina pun mulai tercium.

Lionel Messi dari Argentina bereaksi setelah Prancis memimpin selama pertandingan babak 16 besar antara Prancis dan Argentina, di Piala Dunia Sepak Bola 2018 di Kazan Arena di Kazan, Rusia, Sabtu, 30 Juni 2018.
Foto: AP/Thanassis Stavrakis
Lionel Messi dari Argentina bereaksi setelah Prancis memimpin selama pertandingan babak 16 besar antara Prancis dan Argentina, di Piala Dunia Sepak Bola 2018 di Kazan Arena di Kazan, Rusia, Sabtu, 30 Juni 2018.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Anggoro Pramudya

Siapa yang tak mengenal Lionel Messi, bintang lapangan hijau ternama abad ini. Pesepak bola asal Argentina bertubuh mungil, berkaki kidal, dengan kepiawaiannya menggiring bola ini sukses menyihir mata dunia.

Namun, tak juga naif apabila mengatakan karier Messi masih belum menyentuh langit ketujuh. Tanpa mengesampingkan sumbangsihnya pada Barcelona dan torehan lima sepatu emas, prestasi La Pulga bersama timnas Argentina sejauh ini masih di bawah ekspektasi.

Hegemoni Messi bersama Barcelona di dataran biru boleh dikasih dua jempol, bahkan lebih. Kedigdayaan Messi di Benua Biru bersama El Barca berbanding terbalik ketika Messi berseragam Albiceleste. Sihirnya mendadak hilang, untuk mencari teman sepadan yang mengerti pun sulit, berbeda saat ia bermain dengan Barca.

Bukti bobroknya Messi bersama Argentina terlihat dalam dua perhelatan Piala Dunia, yakni 2014 dan 2018 kemarin. Utak-atik strategi, keluar-masuk pelatih, hingga menyediakan pendamping yang jempolan untuk Il Duce (pemilik nomor 10) nyatanya sia-sia.

Argentina lagi-lagi harus menelan pil pahit dengan tersingkir lebih dahulu pada 2018. Tentu, yang menjadi pertanyaan penting adalah kualitas timnas Argentina yang busuk atau malah Messi yang harus keluar dari timnas? Ini karena Argentina terlalu bermain Messi-sentris.

Ya, patut diakui, Argentina bukanlah Barcelona. Namun, kita semua tahu bahwa si Biru Langit sangat punya kapabilitas untuk bermain setidaknya dengan sistem dan kualitas pemain yang membuat Messi bisa tampil selayaknya dia bermain bagi Barca.

Angel Di Maria, Paulo Dybala, Ever Banega, dan Sergio Aguero bukti tak mampu menyeimbangi kapasitas permainan Messi. Bak bumi dan langit ketika bermain bersama, mereka seperti anak kucing kebingungan di sepertiga lapangan tengah ke depan.

Argentina tentu harus belajar dari dua kesalahan mereka yang terjadi di dua gelaran Piala Dunia. Mereka hanya punya dua cara, yakni mengubah pelatih mumpuni dengan menyuntik pemain-pemain terbaik untuk menopang kualitas Messi atau mengikhlaskan sang raja pensiun dari timnas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement