Jumat 28 Sep 2018 20:11 WIB

Digitalisasi Wajib Jaga Keamanan Nasabah

POJK no 12 dinilai dorongan tepat regulator agar bank manfaatkan teknologi informasi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto menunjukkan penggunaan teknologi biometrik untuk layanan digital banking Digibank by DBS di Kedai Kopi St. Ali Jakarta, Rabu (24/1).
Foto: Republika/Nora Azizah
Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto menunjukkan penggunaan teknologi biometrik untuk layanan digital banking Digibank by DBS di Kedai Kopi St. Ali Jakarta, Rabu (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- POJK No 12 tahun 2018 wajib menjaga keamanan nasabah dalam melaksanakan transaksi keuangannya. Pengamat perbankan Paul Sutaryono mengatakan bank tak boleh lupa meningkatkan manajemen risiko operasional terutama dari potensi risiko teknologi.

Pasalnya keamanan menjadi isu paling penting dalam digitalisasi yang serba cepat dan 100 persen mengandalkan teknologi. Kejahatan siber menjadi salah satu fokus utama OJK dalam menentukan kebijakan. Salah satunya adalah dengan mengharuskan perusahaan memprioritaskan perekrutan pakar IT.

Paul menilai POJK No 12 adalah dorongan yang baik dari regulator supaya bank lebih banyak memanfaatkan teknologi informasi. "Hal itu juga sebagai tuntutan zaman untuk menghadapi disrupsi teknologi," katanya.

Paul melihat peraturan ini juga peluang untuk menjaga penipisan pangsa pasar kredit bank oleh teknologi keuangan. Kepala Ekonom BCA, David Sumual juga mengatakan hal ini sebagai hal yang sangat positif.

"Tren global itu menuju digitalisasi, ini akan mengurangi cost. Lebih efisien, operasionalnya, terutama untuk daerah-daerah remote area yang kesulitan akses bank," katanya.

Menurutnya, pembukaan cabang adalah sesuatu yang sulit dilakukan karena biayanya bisa lima kali lipat dibanding pembukaan cabang di Jawa. Ini karena infrastruktur, sumber daya manusia dan biaya lain yang belum mumpuni. 

Keamanan juga menjadi menjadi paling penting. Ia menyarankan sebelum peluncuran harus ada uji coba seperti fire wallnya. Sistem harus uji coba dan standar internasional. Ini untuk menghindari kemungkinan penipuan.

"Potensi ini sangat besar, semoga dalam 2-3 tahun lagi, finansial inklusi bisa sama dengan jaringan telekomunikasi," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement