REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan relawan bakal membantu pelaksanaan Asian Para Games 2018. Multi event olahraga untuk penyandang disabilitas se-Asia berlangsung di Jakarta pada 6-13 Oktober 2018.
Panitia Penyelanggara Asian Para Games 2018 (Inapgoc) menerangkan, event ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk berbicara di level global. Tidak hanya dari sisi olahraga, tapi juga nilai-nilai kemanusiaan.
"Ada sekitar 6.000-an sukarelawan yang membantu. Dengan Asian Games, kita menunjukkan sebagai bangsa yang maju dan modern, serta menjadi penyelenggara kelas dunia. Dengan Asian Para Games, tidak hanya maju dan modern, tapi juga beradab," kata Direktur Media dan PR Inapgoc Muhammad Farhan usai menjadi pembicara di Forum Merdeka Barat, di Ruang Serbaguna Kominfo, Jakarta, Senin (1/10).
Farhan menjelaskan, para volunteer tersebut dikumpulkan oleh Kementerian Sosial. Mereka akan mendapat pelatihan khusus dari koordinator relawan. Jumlah koordinaor relawan sekitar 300-an orang. Pelatihan tersebut tentang bagaimana etika ketika berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
Farhan melanjutkan, selain relawan, atlet-atlet difabel juga dibantu oleh pendamping. Ia mencontohkan untuk penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan dalam melihat dan mendengar, bakal dibantu para pendamping masing-masing.
"Tapi untuk acara-acara tertentu kami sediakan penerjemah," ujarnya.
Asian Para Games diikuti oleh 42 National Paralympic Committe (NPC). Jumlah peserta sebanyak 2.831 atlet, 1.826 ofisial, 18 cabang olahraga yang terdiri dari 5.888 nomor pertandingan.
Jumlah arena penyelengaraan event ini tersebar di tiga lokasi, yakni delapan di Gelora Bung Karno, 10 arena lainnya di seputaran Jakarta (kecuali GBK), dan satunya di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Secara keseluruhan ada 19 venue yang digunakan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika