Rabu 03 Oct 2018 06:43 WIB

AS Terima Paket Diduga Mengandung Risin

Semua surat yang diterima sekarang sedang dalam karantina.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolanda
Markas Pentagon.
Foto: AP Photo/Charles Dharapak
Markas Pentagon.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon mengarantina kotak pos mereka setelah sejumlah paket diduga mengandung risin ditemukan di fasilitas tersebut, Senin (1/10). Pihak berwenang Pentagon menemukan paket tersebut selama proses penyaringan hari Senin. 

Perwakilan Badan Pertahanan mengatakan paket tersebut ditujukan kepada Sekretaris Pertahanan Jim Mattis dan Laksamana John Richardson. Namun, dikutip New York Times, perwakilan tersebut tidak berwenang untuk membahas rincian sensitif dari penyelidikan yang sedang berlangsung dan berbicara secara anonim. 

Juru bicara Pentagon Kolonel Rob Manning mengatakan fasilitas pengiriman surat berada di bagian bawah Pentagon. Posisi fasilitas tersebut tidak satu gedung dengan kantor Sekretaris Badan Pertahanan. 

Ia mengatakan, semua surat yang diterima sekarang sedang dalam karantina. Risin yang merupakan bagian dari limbah minyak jarak dapat menjadi racun yang tidak diketahui penawarnya dan tentu saja bisa mematikan.

Pada 2011, empat pria dari Georgia ditahan karena merencanakan penyebaran racun tersebut ke lima kota di Amerika menargetkan pemerintah. Pada tahun yang sama, pejabat antiterorisme mengatakan mereka mendeteksi kemungkinan Alqaeda akan menggunakan serangan risin ke Amerika Serikat. 

Dua tahun kemudian, di Mississipi seorang pria mengirimkan surat mengandung risin kepada Presiden pada saat itu, Barack Obama dan seorang senator partai Republik. Surat-surat tersebut dicegat di fasilitas penyortiran surat untuk Gedung Putih dan Capitol. 

Pada 2014, seorang aktris Shannon Richardson dijatuhi hukuman 18 tahun penjara karena mengirimkan surat yang breisi risin pada Mei 2013 kepada banyak orang. Orang tersebut termasuk Obama dan Wali Kota New York pada saat itu, Michael R Bloomberg. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement