REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya hidup sebagian masyarakat Muslim di Vietnam memang tak jauh beda dengan fenomena jamak di negara-negara Muslim lainnya. Tak sedikit Muslim yang memang belum menjalankan ajaran agama secara kafah.
Mack Aly, 29, agen real estateyang tinggal di luar lingkungan Cham mengatakan, ia masih menikmati minuman beralkohol dengan teman- temannya dan berkencan dengan wanita non- Muslim.
Baca: Islam di Vietnam Bertahan di Pinggiran Mayoritas
Di Vietnam, agama tidak begitu kuat. "Saya tidak mau makan babi. Tapi saya tidak rutin menjalankan shalat lima kali sehari. Dan saya minum dan merokok," kata dia di sebuah kedai kopi kelas atas.
Aly dan keluarganya telah memanfaatkan peluang yang ditawarkan diaspora Muslim. Saudaranya bekerja di Mesir dan saudara perempuannya di Indonesia.
Baca Juga: Vietnam Jamin Kebebasan Beribadah Umat Islam
Sementara itu, jilbab, rok panjang, dan lengan biasa ditemukan di lingkungan Cham, tetapi para wanita membiarkan kepala mereka terbuka ketika mereka pergi bekerja dan dapat memilih jins. Mereka mengatakan, di antara alasannya adalah karena takut perlakuan diskriminatif di lingkungan kerja.
Namun, bagi Ngo Van Dong (50), dia tetap teguh menjalankan agama. Ia adalah salah satu dari sejumlah kecil Kinh yang telah bertaubat dan mengenal Islam, meskipun ada tentangan awal dari keluarganya yang menganggap agama itu aneh.
Dia mengaku semula memeluk Islam lebih karena cinta untuk istrinya, seorang etnis Cham. Seiring waktu, ia makin memahami keyakinan Islamnya.