REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Tanggul penahan lumpur Lapindo yang ada di turun 67 di Desa Gempolsari, Tanggulangin, Jawa Timur mengalami penurunan dengan panjang sekitar 100 meter. Warga yang rumahnya berbatasan dengan tanggul khawatir tanggul jebol dan menggenangi rumah mereka.
Salah seorang warga, M Saji mengatakan tanggul yang mengalami penurunan tersebut membuat warga khawatir karena air yang ada di yang ada di dalam tanggul sudah mendekati bibir tanggul. Sewaktu-waktu air bisa melimpas keluar.
"Kami khawatir tanggul ini akan jebol sehingga rumah warga yang ada di sisi tanggul bisa terendam lumpur," ujarnya, Jumat (5/10).
Dirinya bersama dengan warga yang lain meminta Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) supaya segera melakukan tindakan cepat guna mengatasi tanggul yang mengalami penurunan ini. "Karena kalau tidak segera diperbaiki akan membahayakan warga mengingat saat ini kondisi kolam penampungan sudah penuh dengan air," katanya.
Menurutnya, di lokasi itu juga terdapat beberapa retakan dengan lebar sekitar 30 sentimeter yang sewaktu-waktu bisa membuat tanggul jebol. "Kami berharap permasalahan ini bisa segera diselesaikan supaya warga tidak khawatir dengan adanya kejadian itu," katanya.
Humas PPLS Hengky Listria Adi mengatakan penurunan tanggul penahan lumpur di titik 67 ini sedang dalam proses peninggian sampai 11 meter. "Penurunan tanggul penahan lumpur ini bisa dibilang berbahaya ke warga sekitar tanggul. Karena permukaan air terus bertambah," katanya.
Ia mengaku, meskipun semburan lumpur dari pusat semburan sifatnya fluktuatif, tetapi semua aliran semburan mengarah ke utara, yakni ke kolam penampungan Gempol Sari. "Kami sudah berupaya mengalirkan semburan mengarah ke selatan ke titik 42 kemudian dilanjutkan ke Kali Porong. Kami sudah melakukan sosialisasi ke warga terdekat untuk tenang, tapi waspada," katanya.