REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berencana melakukan kerja sama dengan e-commerce asal Cina, Alibaba, untuk memasarkan produk ekspor dari Indonesia ke Cina. Promosi dilakukan melalui acara Singles’ Day pada tanggal 11 November yang selama ini dimanfaatkan Alibaba sebagai wahana untuk mempromosikan diskon pengecer pada platform e-commerce sejak 2009.
Menteri Kominfo Rudiantara menyampaikan rencana ini saat menjadi pembicara di Indonesia Eximbank Panel Discussion, The Perfect Time To Enhance Emerging Economies Cooperations On Trade, di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10). "Saya sudah minta Kementerian Perdagangan dan Bekraf untuk menyiapkan UMKM yang akan bisa mengikuti Singles' Day," tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.
Peluang ekspor lewat e-commerce ini bisa di dimanfatkan oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia dalam memperluas pasar dan ekspor, salah satunya ke Cina. Peluang ekspor UMKM menurut Rudiantara relatif besar karena Cina saat ini adalah pasar e-commerce ritel terbesar dan paling inovatif di seluruh dunia.
Retailing online di Cina diperkirakan akan tumbuh dari 17 persen pada 2017 menjadi 25 persen pada 2020. Alibaba mendominasi lingkup e-commerce di Cina dan di banyak bagian Asia yang menyumbang 1/10 dari total penjualan ritel Cina. Hampir sebagian besar penduduknya kerap melakukan belanja online.
Rudiantara menambahkan, peluang e-commerce kini terus membesar. Di negara berkembang, e-commerce telah tumbuh secara eksponensial dan pada tingkat tertentu akan segera melampaui negara-negara maju pada tahun 2018.
Sekitar 50 persen dari populasi di pasar negara berkembang akan berbelanja online pada 2018, yang tidak jauh dari penetrasi rata-rata 63 persen di negara-negara maju.
Meski demikian, Rudiantara mengakui ada beberapa tantangan bagi UMKM Indonesia. Salah satunya, kemampuan untuk menyediakan barang dalam jumlah yang banyak untuk kebutuhan e-commerce. "Biasanya volume belanjanya jutaan. Tinggal apakah UMKM kita siap atau tidak," ujarnya.
Selain itu, tantangan lain adalah infrastruktur logistik dan mekanisme pembayaran. Tapi, Rudiantara optimistis semua dapat diatasi dengan Peta Jalan e-commerce yang sudah mengidentifikasi tujuh isu permasalahan. Semuanya akan diselesaikan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan.
Solusi itu semakin dipercepat dengan prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang serius untuk membangun konektivitas antarwilayah guna menyiapkan infrastruktur logistik. Jalan tol darat, tol laut dan pelabuhan hingga tol udara akan menghubungkan semua pulau di Indonesia.
"Termasuk tol informasi yang menghubungkan seluruh Indonesia dengan jaringan internet. Dan akhir 2018, tidak satupun daerah di Indonesia yang tidak terhubung dengan jaringan backbone internet cepat Palapa Ring," kata Rudiantara.
Sementara itu, Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang sudah memanfaatkan platform online sebagai tempat berdagang masih sedikit. Asisten Deputi Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Herustiati mencatat, sekitar 4,7 juta unit UMKM yang go-online. Jumlah tersebut hanya sekitar 8 persen dari total 58,97 juta unit UMKM yang kini sudah berdiri.
Asisten Deputi Bidang Pemasaran Kementerian KUKM Herustiati menjelaskan, pemerintah menargetkan 8 juta UMKM sudah go-online pada 2019. Untuk mencapainya, sejumlah kementerian bekerja sama.
Termasuk Kementerian KUKM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. "Setengah perjalanan menuju ke sana dan kami optimistis bisa (capai target)," ujarnya kepada Republika.
Herustiati menjelaskan, pemerintah akan terus mendorong pelaku usaha untuk bisa mengakses platform online, terutama e-commerce atau perdagangan elektronik. Sebab, dengan masuk ke e-commerce, pelaku sama saja dengan membuka cabang di banyak tempat sekaligus. Keuntungan mereka bisa meningkat hingga dua kali lipat karena peluang pasar yang lebih luas.
Selain e-commerce, pemerintah juga mendorong pemanfaatan media sosial yang kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Kementerian KUKM telah bekerja sama dengan pihak Facebook di Indoneisa untuk memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM.
"Ada 3ribu UMKM di 15 kota yang terlibat. Tujuannya, meningkatkan kapasitas mereka memanfaatkan media sosial sebagai tempat pemasaran," tutur Herustiati.