REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Dekan FISIP UIN Jakarta A Bakir Ihsan mengatakan, partai berasaskan Islam memiliki misi yang sangat mulia dan luar biasa. Karena, asas Islam yang rahmatan lil alamin mengutamakan akhlakul karimah.
Karena itu, Bakir mengatakan idealnya eksistensi partai Islam harus menjadi pembeda. Sehingga, masyarakat bisa melihat bahwa partai tersebut memberikan warna tersendiri.
“Sehingga mereka punya semangat mengembangkan parpol berasaskan Islam,” kata Bakir saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk "Posisi dan Peran Ulama di Pilpres 2019: Antara Kepentingan atau Kekuasaan" di Discovery Room D Hotel, Jakarta, Kamis (11/10).
Namun, pada kenyataannya, masyarakat sekarang masih bingung membedakan antara partai Islam dengan partai lainnya. Ini karena ada kader-kader dari partai Islam yang terlibat dalam sejumlah kasus korupsi. “Sehingga tampaknya partai Islam belum memunculkan dirinya sebagai partai islam,” kata Bakir.
Dalam konteks pilpres, Bakir mengatakan jika Jokowi yang berpasangan dengan seorang ulama yaitu KH Ma’ruf Amin tepilih, harus ada penampakan nilai lebih dalam kepemimpinannya. “Misalnya, menjadi penjernih dalam kekisruhan maka itu akan menjadi sesuatu yang positif dan tetap mulia,” kata Bakir.
Menurut Bakir, tampilnya Kiai Ma’ruf menjadi tantangan ke depannya. Di mana, seorang ulama harus mengedepankan perilaku politik yang mengedepankan persaudaraan dan persatuan.