Kamis 11 Oct 2018 21:25 WIB

Kekeringan Diyakini tak Pengaruhi Produksi Padi Sukabumi

Kekeringan hanya berdampak pada dua hektare lahan pertanian Kota Sukabumi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Panen padi. Ilustrasi
Foto: .
Panen padi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Musim kemarau dinilai tidak berdampak pada pencapaian target produksi padi atau beras di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Sebabnya kekeringan hanya menyebabkan sekitar dua hektare lahan yang terdampak.

‘’Target produksi padi selama 2018 ini ditetapkan sebanyak 22.622 ton gabah kering giling (GKG),’’ ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Kardina Karsoedi kepada Republika.co.id, Kamis (11/10). Sementara sasaran luas tanam yang ditargetkan mencapai 3.708 hektare.

Menurutnya, hingga September 2018 pencapaian produksi beras sudah mencapai 70 persen dari target atau 17.167 ton. Sehingga pemkot optimis target produksi beras pada 2018 bisa terpenuhi.

Hal itu, kata dia, dikarenakan masih adanya lahan pertanian yang akan panen di Oktober dan November mendatang, meskipun sebagian besar petani sudah panen beberapa waktu lalu. Kardina menuturkan, pencapaian itu menunjukkan produksi padi di Sukabumi tidak terpengaruh besar oleh faktor kekekeringan. Terlebih hanya sekitar dua hektare lahan pertanian yang terdampak kekeringan tau sekitar 0.3 persen dari total keseluruhan lahan pertanian di Sukabumi.

Areal persawahan yang kekeringan itu tidak satu titik melainkan tersebar di sejumlah kecamatan. Di antaranya Kecamatan Cikole, Lembursitu, Baros, dan Warudoyong. Dari empat kecamatan tersebut wilayah yang paling banyak terdampak kekeringan adalah Warudoyong.

Petani yang lahannya kekeringan ini pun kata Kadina, cukup beruntung. Sebabnya lahan pertaniannya sudah ikut program asurasi yakni asuransi usaha tani padi (AUTP).

Di sisi lain, para petani di Kota Sukabumi, Jawa Barat mulai kembali menanam padi. Hal ini dilakukan meskipun wilayah Sukabumi masih mengalami musim kemarau.

‘’Sebagian besar petani sudah melaukan panen dan pada Oktober ini sudah mulai menanam lagi,’’ ujar Kardina. Walaupun, dia mengakui masih ada tersisa sebagian kecil lahan pertanian yang belum panen.

Menurut Kardina, jadwal musim tanam memang setiap tahunnya pada periode Oktober-Maret atau disebut Okmar. Ia mengatakan jadwal itu tidak terganggu dengan musim kemarau yang menyebabkan kekeringan atau kesulitan pasokan air.

Sebabnya, ungkap Kardina, lahan pertanian di Sukabumi sebagian besar bukan merupakan sawah tadah hujan. Areal pertanian di Sukabumi meskipun di musim kemarau lalu masih bisa menanam karena tersedia air. Jenis tanamannya ada yang padi maupun tanaman palawija dan menghasilkan panen yang cukup bagus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement