REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi tengah melakukan pendataan ulang populasi kunci HIV/AIDS. Upaya tersebut dilakukan hingga ke tingkat kecamatan.
Sebelumnya pendataan populasi kunci ini digelar dua tahun lalu. Pada waktu itu pendataan hanya digelar di tingkat kota belum ke kecamatan. ‘’ Kami harapkan data baru tersebut dapat rampung pada akhir Oktober,’’ ujar Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan Kamis (11/10).
Ia menerangkan populasi kunci merupakan populasi yang terkonsentrasi pada kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terserang virus HIV/AIDS. Mereka tersebar dalam beberapa kategori yakni pekerja seks, pengguna napza jarum suntik (penasun), lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki lain (LSL) dan waria.
Menurut Fahmi, pemetaan data populasi kunci tersebut diturunkan hingga tingkat kecamatan. Upaya ini untuk mengetahui data kasus HIV/AIDS di tujuh kecamatan.
Sebelumnya kata Fahmi berdasarkan hasil pemetaan tahun 2014 menyebutkan jumlah populasi kunci pengguna jarum suntik di Kota Sukabumi sebanyak 124 orang. Sementara kelompok LSL/ gay berhasil dipetakan sebanyak 1.320 orang.
Setelah dilakukan pendataan pada 2017 lalu kelompok LSL sebanyak 1.018 orang, Pengguna jarum suntik/ penasun sebanyak 94 orang, WPS sebanyak 345 orang dan waria sebanyak 68 orang.
Fahmi menerangkan, pendataan ulang yang dilakukan pada 2018 ini sangat penting. Dengan adanya data tersebut akan diketahui populasi kunci berada dan memantau kesehatan mereka.
Namun ungkap Fahmi data sementara populasi kunci yang terkena HIV mengalami penurunan. Akan tetapi populasi umum atau masyarakat umum terlihat cenderung naik. Kenaikan populasi umum yang terkena HIV/AIDS terjadi salah satunya adalah lelaki beresiko tinggi (LBT) dan LSL. Dampaknya jumlah ibu rumah tangga yang terkena HIV juga mengalami kenaikan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PL) Dinkes Kota Sukabumi Lulis Deliawati mengatakan, masyarakat didorong berpartisipasi pada kegiatan pemetaan ini. ‘’ Kami juga mengimbau partisipasi pengelola tempat hiburan untuk mendukung survey terpadu biologis dan pelaku (STBP) yang akan dilaksanakan sampai dengan Desember mendatang,’’ imbuh dia.