REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak ada yang berbeda dari suasana luar Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1 Jakarta Pusat. Pagar menjulang masih tertutup rapat dengan petugas yang setia masih berjaga dengan seragam birunya. Namun hari ini, Sabtu (13/10) jelas menjadi hari penting bagi warga binaan Rutan yang tengah kedatangan tamu spesial.
Tenda dan panggung telah didirikan, warga binaan duduk rapi memenuhi tempat yang telah disediakan. Mereka serempak menggunakan koko putih dilengkapi peci guna menyambut kedatangan dai kondang, Ustaz Abdul Somad yang dijadwalkan datang untuk menyampaikan nasihat kepada seluruh warga binaan.
Generasi bangsa yang Qurani menuju pribadi sukses berkarakter menjadi tema pada kajian hari ini. Seluruh warga binaan serta para undangan hanyut dalam ceramah yang disampaikan penda’i asal Riau itu. Gelak tawa dan tepuk tangan terdengar riuh selama ceramah berlangsung.
Dalam ceramahnya ustaz Abdul Somad menegaskan, bahwa pada hakikatnya Allah SWT tidak pernah membeda-bedakan makhluk-Nya, karena semua memiliki derajat yang sama di sisi Allah SWT.
“Apapun bangsamu dan sukumu, kamu tetap muslim dan setara derajatnya di mata Allah karena yang membedakan adalah ketakwaan,” ujar ustaz Abdul Somad di depan ratusan warga binaan Rutan Kelas 1 Jakarta Pusat, Sabtu (13/10).
Dia juga menjelaskan makna dari generasi Qurani, yakni generasi dengan orang-orang yang senantiasa akrab dengan bacaan Alquran, dan menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup. Orang yang ingin akrab dengan Alquran, lanjut Ustad Somad, harus senantiasa bersih dan suci dari najis dan kotoran.
“Quran hanya dapat disentuh oleh orang yang bersih. Maka bagi yang merasa kotor dan banyak dosa, mandi taubatlah, lalu shalat sunnah taubat, baru mulai mendekatkan diri dengan Alquran,” jelas ustaz Somad.
“Jangan takut dengan dosa yang besar, karena Allah masa besar dan maha pengampun,” tambah dia.
Dia menegaskan, Rasulullah SAW bersabda, barang siapa yang bertaubat dan bersungguh-sungguh memperbaiki kesalahannya, maka seluruh kejelekannya di masa lalu akan dihapus dan digantikan dengan kebaikan. Ustaz Somad menceritakan satu kisah salah satu Sahabat Rasulullah, Bisri yang merupakan seorang pemabuk namun berhasil mendapatkan khusnul khatimah karena telah menyelamatkan potongan bacaan bismillah yang terhanyut.
Malam harinya, saat Bisri tidur, dia bermimpi Allah mengatakan akan menghapus seluruh dosanya dan menaikkan derajatnya. Seketika Bisri pun terbangun dan segera bertaubat atas dosa-dosanya. Ustaz Somad juga menambahkan, bahwa sebaik-baiknya orang adalah mereka yang meninggal dengan khusnul khatimah.
“Jadi dalam Islam, bersih itu sangat penting, mulai dari bersih badan, pakaian, hingga bersih hati,” ujarnya.
Ustaz Somad menjelaskan, maksud dari bersih hati adalah terhindar dari sifat hasad. Sifat hasad sendiri, adalah sifat dengki dan iri saat melihat orang lain bahagia. Menurut Ustad Somad, sifat ini sama saja menyiksa diri, karena akan membuat seseorang tidak bersyukur dan selalu terfokus pada kehidupan orang lain.
“Orang yang bersih hatinya, akan menganut prinsip dalam shalat, tidak lirik kanan kiri tapi fokus pada tempat sujud kita sendiri,” ujar dia.
Selain menjadi generasi yang Qurani, Ustaz Somad juga mengajak warga binaan Rutan kelas 1 Jakarta Pusat untuk mengerti makna dari sukses dan berkarakter. Berkarakter adalah orang yang memiliki etika dan akhlak yang baik, terlepas dari seberapa tinggi jabatannya atau seberapa banyak hartanya.
“Banyak orang yang orang sukses tapi tidak berkarakter. Maka bangunlah karakter dengan etika dan akhlak yang baik, serta selalu berpedoman pada Alquran,” tutup Ustaz Somad.