Ahad 14 Oct 2018 20:26 WIB

Tantangan Umat Islam di New South Wales

Masyarakat di sana seakan dituntut untuk terus berlari.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Suasana setelah shalat Subuh di masjid Lakemba, New South Wales, Australia.
Foto: ABC
Suasana setelah shalat Subuh di masjid Lakemba, New South Wales, Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- New South Wales adalah daerah lereng. Masyarakat di sana berasal dari beragam latar belakang suku dan keyakinan. Ada yang berasal dari Amerika, Eropa, dan Asia.

Masyarakat di sana memeluk. Sebagian memeluk Kristen. Ada pula yang memeluk Islam dengan jumlah mencapai 7000-an orang. Ini jumlah yang tidak sedikit.

Warga setempat, Abdulghani Albaf pindah ke kota ini untuk memulai kehidupan baru bersama keluarganya pada Maret 2016."Jika tinggal di Sydney, Anda akan menyadari sampai pada titik di mana Anda tidak punya waktu untuk melakukan apa pun,"katanya.

Segalanya berlalu begitu cepat. Masyarakat di sana seakan dituntut untuk terus berlari. Bagi Albaf, ini seperti perlombaan tikus. Akhirnya dia memutuskan untuk melarikan diri dari perlombaan tikus itu. Dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya: berkumpul, bermain, membangun kehangatan bersama mereka.

Rasanya sungguh nikmat saat dia lebih banyak meluangkan waktu bersama mereka saat Ramadhan. Dia dapat menghabiskan lebih banyak waktu di masjid lokal untuk beribadah. Setiap Muslim diwajibkan untuk menjalankan shalat lima waktu. Sejak tinggal di daerah Young, Albaf menjadi lebih rutin untuk shalat lima waktu berjamaah di masjid.

Di Sydney orang harus berperang dengan lalu lintas dan gaya hidup yang sibuk. Di Young, Albaf telah menemukan kehidupan yang jauh lebih mudah dan bermakna. "Berdoa di masjid sebagai seorang Muslim jauh lebih baik, sangat dianjurkan.

Saat bekerja dan tinggal di Sydney, saya tidak pernah punya waktu untuk melakukan hal-hal seperti itu. Jadi, jelas sekarang bahwa saya di sini, kita memiliki lebih banyak waktu di tangan kita," jelasnya seperti diberitakan sbs.com.au.

Ini adalah gaya hidup dan suasana yang jauh lebih rileks sehingga dia punya waktu untuk shalat berjamaah di masjid hingga lima kali sehari. Sedangkan, di Sydney dia hanya bisa ke masjid satu pekan sekali ketika Shalat Jumat.

Selebihnya, waktu banyak dihabiskannya untuk urusan duniawi. Lebih dari itu, dia dapat menghabiskan waktu bersama keluarga dan anak-anak.

Keluarga Albaf adalah satu dari sekitar 70 keluarga Muslim yang tinggal di kota kecil New South Wales. Keluarga pertama yang pin dah ke sana 28 tahun lalu bertani ceri dan masih tinggal bersama komunitas Muslim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement