Senin 15 Oct 2018 22:02 WIB

Pengamat: Ma'ruf Khawatir Suara di Basis NU Diambil Sandi

Cawapres Ma'ruf Amin belakangan bersafari mengunjungi basis Nahdlatul Ulama.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Calon wakil presiden (cawapres) Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers seusai bertemu dengan tokoh NU se-DKI Jakarta, di kediaman Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/10).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Calon wakil presiden (cawapres) Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers seusai bertemu dengan tokoh NU se-DKI Jakarta, di kediaman Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menilai ada maksud tertentu di balik kunjungan cawapres nomor 01, Ma'ruf Amin ke basis kekuatan ormas Nahdlatul Ulama (NU). Menurutnya, upaya itu diambil karena Ma'ruf khawatir suara pemilihnya tergerus oleh cawapres 02 Sandiaga Uno.

Suko menilai,kekhawatiran Ma'ruf bukan tanpa dasar. Ia menyebut faktor arus informasi dan perilaku pemilih mempengaruhi hal tersebut. Khususnya bagi kalangan pemilih pemula.

"Dinamika perubahan kekuatan politik sangat cepat. Arus informasi yang deras, sedikit banyak berpengaruh pada perilaku pemilih. Terutama pada kaum milenial," katanya pada Republika, Senin (15/10).

Ia memandang upaya blusukan Ma'ruf ke Pondok Pesantren sebagai upaya memastikan dukungan padanya. Sebab, Ma'ruf resah bila dukungan yang semula ditargetkan diperoleh justru lari ke kubu lain.

"Jadi tim Ma'ruf lakukan kampanye ini sebagai strategi penguatan dukungan. Karena jika tidak, bisa tergerus akibat dominasi arus informasi yang kuat," ujarnya.

Selain itu, menurutnya ormas NU terdiri dari beragam kekuatan politik. Sehingga, bukan tidak mungkin  dukungan diarahkan bukan hanya pada Ma'ruf.

"Kehadiran Ma`ruf sebagai upaya penguatan ikatan hubungan dengan pemilih," ucapnya.

Di sisi lain, ia melihat upaya Sandi secara kontinu membabat pemilh Ma'ruf dari kalangan NU. Upaya Sandi berpotensi menuai hasil positif dengan narasi kondisi ekonomi yang selama ini dibangun.

"Potensi penggerusan suara berlangsung, sebagai akibat intervensi Sandi dan juga kondisi perkembangan sosial ekonomi," jelasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement