REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengungkapkan terdapat banyak benefit atau keuntungan dari pertemuan delegasi Dana Moneter Internasional (IMF) danWorld Bank (WB). Bhima menjelaskan banyak beberapa komitmen investasi yang dihasilkan.
Pertama, kata dia, komitmen investasi Rp 202 triliun yang di tandatangani oleh Badan Usaha Milik negara (BUMN) dan investor asing. "Pertama ity ada strategic partnership senilai 400 juta dolar AS antara PT GMF AeroAsia Tbk dan Airfrance Industries serta KLM Enginering and Maintenance," kata Bhima kepada Republika, Senin (15/10).
Begitu juga dengan kerja sama senilai 500 juta dolar AS antara GMF AeroAsia dan China Communications Construction Indonesia. Selanjutnya peluncuran penawaran kerja sama strategis Bandara Kualanamu oleh PT Angkasa Pura II (Persero) kepada investor senilai hingga 500 juta dolar AS.
Tak hanya itu, Bhima mengungkapkan masih banyak lagi bentuk kerja sama yang bernilai didapatkan Indonesia. "Ada juga kerja sama senilai 100 juta dolar AS antara PT Pindad (Persero) dan Waterbury Farrel," tutur Bhima.
Bhima memastikan banyak keuntungan yang didapatkan dari pertemuan IMF-Bank Dunia yang diselenggarakan di Bali. Untuk kerja sama yang dilakukan dengan BUMN, Bhima menyebut totalnya mencapai 19 proyek.
Selanjutnya untuk perjanjuan swap arrangement atau pertukaran mata uang Indonesia dan Singapura sebesar juga terjadi senilai 10 miliar dolar AS. "Kerja sama ini tujuannya memperkuat kurs rupiah dan mengurangi dominasi dolar," tutur Bhima.
Tidak sampai situ saja, Bhima mencapat keuntungan lain yaitu dengan adanya Bali Fintech Agenda. Acara tersebut menurutnya juga mendukung pengembangan financial technology (fintech) di Indonesia.
Selain itu, Bhima menilai komitmen Jack Ma membantu penjualan barang asal Indonesia juga menguntungkan. "Misalnya mi instan dan kopi kemasan ke Cina melalui e-commerce Alibaba. Selain itu Jack Ma juga berkomitmen membangun institut ekonomi digital di Indonesia untuk meningkatkan SDM digital," ungkap Bhima.
Untuk sektor pariwisata, kata Bhima, pertemuan IMF-Bank Dunia juga sangat positif. Terutama mendukung target 17 juta wisatawan asing ke Indonesia pada tahun ini.
"Delegasi IMF-Bank Dunia setelah acara meskipun tidak semua tapi menyempatkan waktu untk berwisata. Itu membantu devisa," tutur Bhima.