Kamis 18 Oct 2018 17:49 WIB

Menkeu Prancis Batalkan Kunjungan ke Saudi

Kasus hilangnya jurnalis Khashoggi jadi alasan utama pembatalan kunjungan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi
Foto: Instagram/@jkhashoggi
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire memutuskan membatalkan kunjungannya ke Riyadh, Arab Saudi, pekan depan, dalam rangka menghadiri sebuah konferensi investasi. Kasus hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi adalah alasan utamanya membatalkan kunjungan tersebut.

“Tidak, saya tidak akan ke Riyadh pekan depan. Kondisinya tidak benar,” kata Le Maire kepada Public Senat TV pada Kamis (18/10). Kendati demikian, ia tak mengomentari lebih lanjut tentang kasus hilangnya Khashoggi.

Kasus Khashoggi tengah menjadi sorotan dunia internasional. Ia dinyatakan hilang saat mendatangi konsulat jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Sesaat setelah dinyatakan hilang, dua pejabat kepolisian Turki sempat menyatakan bahwa Khashoggi telah tewas dibunuh di dalam gedung konsulat. Namun tuduhan itu segera dibantah oleh pihak konsulat Saudi.

Gelombang tekanan pun mengalir kepada Saudi. Riyadh diminta bekerja sama dan membeberkan semua informasi yang diketahuinya terkait hilangnya Khashoggi. Namun Saudi menegaskan mereka tidak terlibat sama sekali dalam kasus tersebut.

Saudi dan Turki akhirnya sepakat membentuk tim gabungan untuk menyelidiki kasus Khashoggi. Pada Selasa (16/10), tim penyelidik Saudi melakukan pemeriksaan selama sembilan jam di dalam gedung konsulat.

Namun pemandangan ganjil terlihat saat konsulat Saudi mengizinkan tim petugas kebersihan yang membawa sejumlah bahan atau zat kimia memasuki gedung. Mereka datang beberapa jam sebelum konsulat Saudi mengizinkan tim penyelidik Turki memasuki gedung.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan sejumalh material di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul telah dicat ulang. Kendati demikian, Erdogan tak mengungkapkan apakah hal itu berkaitan dengan kasus hilangnya Khashoggi atau tidak.

Terlepas dari hal tersebut, rekaman audio yang diyakini berasal dari jam pintar yang dikenakan Khashoggi saat memasuki gedung konsulat Saudi di Istanbul telah beredar. Surat kabar pro-pemerintah Turki, Yeni Safak, dalam laporannya pada Rabu (17/10), mengutip percakapan yang bersumber dari rekaman audio itu. Rekaman suara memperdengarkan adegan sebelum Khashoggi dihabisi.

Yeni Safak mengatakan, suara Konsul Jenderal Saudi Mohammed al-Otaibi terdengar di rekaman itu. Ia menyuruh  pelaku yang diduga menyiksa Khashoogi untuk tidak melakukan tindakannya di gedung konsulat. "Lakukan ini di luar, Anda akan membuat saya mendapat masalah," katanya.

Salah satu warga Saudi yang diduga menyiksa Khashoggi menjawab perintah al-Otaibi dengan ancaman.  "Diam jika Anda ingin hidup ketika Anda kembali ke Saudi (Saudi)," katanya.

Al-Otaibi sendiri telah dipulangkan ke Riyadh. Namun ia membantah mengetahui tentang penyebab hilangnya Khashoggi. Dua pekan lalu, Surat kabar Turki, Daily Sabah, telah memuat nama serta foto-foto dari 15 orang yang diduga terlibat dalam kasus hilangnya Khashoggi. Mereka berada di gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Salah satu terduga tersangka itu bernama Maher Abdulaziz M. Mutreb. Ia diketahui seorang perwira intelijen Saudi yang pernah ditempatkan di kedutaan Saudi di Inggris. Selain Mutreb, nama lainnya yang diduga menjadi tersangka dalam kasus hilangnya Khashoggi adalah S. Muhammed A Tubaigy. Ia teridentifikasi sebagai pejabat forensik di Departemen Keamanan Umum Saudi. Semua terduga tersangka itu telah kembali ke Saudi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement