Sabtu 20 Oct 2018 03:10 WIB

PKB: Jokowi Terapkan Nilai Islam Substansional

Jokowi dinilai telah membuktikan implementasi nilai-nilai Islam.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Anggota Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal PKB Maman Imanulhaq memandang Presiden Joko Widodo sudah menerapkan Islam secara substansional. Jokowi dipandang bukan tipe pemimpin yang menunjukan Islam simbolis. Pernyataannya menyusul masuknya Jokowi dalam 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia.

Maman mengatakan Jokowi sudah membuktikan implementasi nilai Islam diantaranya kejujuran, kesantunan dan transparansi. Lewat implementasi itulah, Jokowi dipandang sebagai Muslim berpengaruh.

"Islam enggak hanya jubah dan simbol tapi lebih ke sifat substansional. Ini dicontohkan Jokowi, beragama secara substansional bukan simbol. Jokowi sudah takbir dengan sendirinya tanpa teriak-teriak," katanya pada wartawan di posko pemenangan Cemara, Jumat (19/10).

Menurutnya, munculnya sosok Jokowi ibarat oase di padang tandus. Islam, kata dia, tengah disudutkan dengan isu terorisme. Namun Jokowi membuktikan Islam bisa dibangggakan publik dunia. Misalnya dengan menggelar tiga event internasional dengan sukses.

"Bayangkan di tengah Islam disudutkan biang terorisme, Indonesia mampu berkontribusi terhadap Islam dan demokrasi sesuai nilai ketuhanan makanya Indonesia sumbangkan pancasila," ujar Direktur Relawan TKN itu.

Ke depannya, ia berharap Jokowi menjadi panutan di mata dunia dengan membawa nilai Islam rasa Indonesia. Sehingga Islam Indonesia bisa menjadi penengah dalam konstelasi dunia.

"Religius Indonesia beri panutan ke dunia. Harus bangga ke Jokowi karena tunjukan apa itu Islam Indonesia yang santun hargai perbedaan. Islam jadi jalan tengah di tengah percaturan dunia yang enggak jelas," tegasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement