REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf membantah kerukunan umat bergama di era Presiden Joko Widodo menurun. Menurut dia, selama ini Jokowi masih mampu mengendalikan kerukunan di Indonesia.
"Sebenarnya bukan menurun. Kita masih bisa mengendalikan," ujar Kiai Ma'ruf dalam acara Konser Nasyid dan Shalawat untuk Kerukunan Bangsa di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/10).
Namun, menurut Kiai Ma'ruf, radikalisme yang berkembang di tingkat global mulai berpengaruh di Indonesia, sehingga menimbulkan banyak gejolak. "Tapi pengaruh radikalisme yang berkembang di tingkat global apalagi setelah ada ISIS berpengaruh ke sini kemudian terjadi gejolak-gejolak itu," ucapnya.
Kiai Ma'ruf: Jokowi Pantas Masuk Daftar Muslim Berpengaruh
Karena itu, tambah Kiai Ma'ruf, bangsa Indonesia harus merapatkan barisan untuk menangkal radikalisme dan terorisme, sehingga kerukunan di Indonesia tetap terjaga.
"Maka kita harus rapatkan barisan, menguatkan, untuk menjaga kerukunan ini tidak terprovokasi gerakan-geralam radikalisme sampai terorisme," kata dia.
Kiai Ma'ruf menyampaikan hal ini saat menghadiri Konser Nasyid dan Shalawat untuk Kerukunan Bangsa di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/10). Kegiatan ini digelar oleh relawan Jokowi-Ma'ruf yang mengatasnamakan Arus Baru Indonesia (ARBI).
Dalam sambutannya, Kiai Ma'ruf mengatakan bahwa Arus Baru Indonesia merupakan gerakan yang berupaya untuk membuat Indonesia lebih sejahtera dari berbagai aspek. "Arus baru Indonesia adalah ikhtiar, upaya yang menyangkut berbagai aspek untuk menuju Indonesia yang lebih baik, maju sejahtera, dan lebih bersatu," kata Ma'ruf.