REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Calon Wakil Presiden RI nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, mengatakan dirinya adalah lelaki setengah baya, menurut standar World Health Organization (WHO). Hal itu disampaikannya di hadapan peserta perayaan Hari Santri Nasional di Asrama Haji Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (23/10).
Kiai Ma'ruf diundang memberi tausyiah sebagai Mustasyar PB Nahdatul Ulama (NU). Awalnya, Kiai Ma'ruf bercerita bahwa banyak yang menyindirnya. Sudah berusia tua namun bersedia jadi cawapresnya Jokowi.
Kiai Ma'ruf yang didampingi Nyai Wury Estu Handayani, mengaku merasa geli ketika mendengar hal itu. Sebab sekalipun dirinya tak pernah mengaku bahwa dirinya masih berusia muda, dia tidak merasa "tua-tua amat".
Menurutnya, dirinya tak tua-tua amat, bila dibandingkan PM Malaysia Mahathir Muhammad. Untuk diketahui, pada usia 93 tahun, masih bisa menjadi seorang perdana menteri.
"Sementara saya baru 57. Eh 75," kata Kiai Ma'ruf sambil tertawa bersama ribuan peserta acara.
Lalu Kiai Ma'ruf berkata, bahwa berdasarkan standar WHO, seseorang baru disebut berusia tua bila umurnya di kisaran 80-100 tahun. Sementara yang berusia 60-80 tahun, disebutnya setengah baya.
"Jadi kalau begitu saya belum tua, baru setengah baya, kalau menurut WHO," kata Kiai Ma'ruf yang kembali disambut tawa.
Dia berharap pengalamannya menjadi seorang cawapres bisa menginspirasi para santri. Menurutnya, santri tak boleh merasa rendah diri, namun sebaliknya optimistis untuk memiliki masa depan.
Sebab santri bisa menjadi apa saja. Bisa menjadi kiai, pengusaha, pejabat pemerintahan, gubernur, wakil gubernur, dan calon wapres seperti dirinya.
"Bahkan bisa jadi presiden. Kayak Gus Dur. Karena itu santri jangan sampai merasa tidak bisa ya. Kita bisa jadi apa saja," kata Kiai Ma'ruf.