REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lippo Group sudah tidak sepenuhnya memiliki hak atas proyek Meikarta. Hal ini menyusul langkah anak usaha Lippo Group, yakni Lippo Cikarang, untuk melepas 50,28 persen sahamnya di PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) ke perusahaan asing.
MSU merupakan perusahaan yang mengembangkan sekaligus mengelola proyek Meikarta. Head of Corporate Communication Lippo Karawaci Danang Kemayan Jati membenarkan soal pelepasan saham MSU tersebut.
"Mohon cek website LPCK (PT Lippo Cikarang Tbk) dan LPKR (PT Lippo Karawaci Tbk)," ujar Danang ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (25/10).
Ia pun menyebutkan, informasi terkait hal tersebut juga dapat dilihat di website bursa. "Itu ada di laporan keuangan tengah tahunan," katanya.
Laporan itu menyebutkan, anak usahanya yakni Lippo Cikarang melepas kepemilikannya di MSU ke perusahaan asing Hasdeen Holding ltd. Dengan begitu, Lippo Cikarang yang sebelumnya induk usaha MSU kini telah kehilangan kendali atas perusahaan tersebut dan tidak lagi mengkonsolidasikan laporan keuangan MSU ke laporan keuangan perusahaan.
Dari pelepasan saham MSU sekitar 50,28 persen, Lippo Cikarang memperoleh dana kurang lebih Rp 2,35 triliun. Hasdeen Holding Ltd merupakan perusahaan special purpose vehicle (SPV) yang beralamat di Nikosia, Siprus.
Sementara itu, Lippo Cikarang membukukan laba bersih yang bisa distribusikan ke entitas induk sebesar Rp 2,87 triliun pada semester I 2018. Angka tersebut meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 265,6 miliar.
Berdasarkan pantauan Republika, jelang akhir perdagangan, saham Lippo Cikarang berada di zona hijau. Pada pukul 14.30 WIB, saham berkode LPCK itu menguat 0,34 persen atau lima poin di 1.495 per lembar saham. Lalu pada pukul 15.18 WIB semakin meningkat 10 poin atau 0,67 persen ke 1.500 per lembar saham.