Jumat 26 Oct 2018 01:19 WIB

Iklan-Iklan Rokok di Stasiun Tugu Diganti Ornamen Batik

Kain-kain batik kini menjadi penghias Stasiun Tugu, Yogyakarta.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Stasiun Tugu Yogyakarta.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Stasiun Tugu Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ada pemandangan berbeda dari Stasiun Tugu Yogyakarta. Pasalnya, papan-papan yang tadinya memajang merk-merk rokok, kini berubah jadi kain-kain batik yang memang menjadi ciri khas DI Yogyakarta.

Sukses pagelaran Jogja International Batik Bienalle yang digelar beberapa waktu lalu, tampaknya menginspirasi banyak elemen masyarakat. PT. KAI Daerah Operasional (Daop) 6 jadi salah satunya.

Tidak mau ketinggalan, mereka turut serta memamerkan batik sebagai salah satu kekayaan budaya nasional yang harus dilestarikan. Kepedulian itu ditunjukkan dengan memasang kain batik sebagai penghias stasiun.

Pemandangan itu terlihat di Stasiun Tugu Yogyakarta. Sejumlah papan-papan nama yang biasanya terpampang iklan-iklan rokok, berganti menjadi papan-papan yang berselimut kain-kain batik.

Perubahan pemandangan itu cukup membuat sejumlah penumpang keheranan. Tidak sedikit yang mengira sedang diselenggarakan gelaran-gelaran batik, sehingga pemandangan jadi bernuansa batik.

Humas PT KAI Daop 6, Eko Budiyanto mengatakan, pihaknya memang akan terus berbenah agar tampilan batik dapat terpampang di stasiun-stasiun yang ada. Agar, pemandangan dapat menjadi lebih indah dan lebih Yogyakarta.

"Kami akan terus berusaha berinovasi untuk memperindah stasiun supaya pengguna jasa kereta api lebih nyaman dan kangen dengan Stasiun Tugu karena memiliki kekhasan dalam penampilan," kata Eko melalui rilis yang diterima Republika, Kamis (25/10).

Kini, begitu memasuki Stasiun Tugu lewat utara, penumpang sengaja diberikan kesan khas Yogyakarta. Mulai taman air mancur, sampai hiasasn wayang punokawan yang dipajang di Jalan Margo Utomo.

Jika masuk dari timur, taman-taman dan pepohonan menghiasi suasana. Suasana semakin cantik ketika menjelang senja karene gemerlap lampu-lampu taman mulai menyala.

Selain pembenahan sisi timur dan selatan, Stasiun Tugu turut membenani bagian pedestrian yang kini cukup lebar. Sejumlah bangku turut terpasang rapi demi memenuhi kebutuhan penumpang yang sedang menunggu jemputan.

Selain itu, tentu yang menarik perhatian satu sosok lokomotif jenis lok D 300 bercat hijau yang ada di halaman selatan. Itu menjadi bagian mewujudkan usaha pelestarian budaya.

"Sebagai wujud dalam pelestarian budaya adiluhung warisan budaya," ujar Eko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement