REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menilai tidak ada yang salah dengan pernyataan Presiden Joko Widodo soal politikus sontoloyo. Surya pun mempertanyakan sejumlah pihak yang mempersoalkan istilah sontoloyo yang disinggung Jokowi.
Menurutnya, istilah sontoloyo juga pernah diucapkan oleh tokoh-tokoh lain, selain Jokowi. "Wajar sekali, saya pikir nggak ada yang salah yah. Bung Karno juga menyebutkan istilah sontoloyo itu," ujar Surya saat ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/10).
Apalagi kata Surya, Jokowi sudah menjelaskan pernyataan sontoloyo tersebut tidak sengaja ia lontarkan. Sebab, Jokowi mengaku jengkel dengan pernyataan sejumlah politikus beberapa waktu terakhir, salah satunya yang mempolitisasi rencana Pemerintah menggelontorkan dana kelurahan.
"Jadi sekali-kali Pak Jokowi ngomong sontoloyo ya itu menunjukan ketika beliau menyatakan kelepasan. Suatu hal yang menyatakan kelepasan tentu bisa menerimanya. Tapi sebenernya tidak ada yang salah," ujar Surya.
Ia juga meminta semua pihak tidak mengkhawatirkan sikap Jokowi beberapa waktu terakhir ini, yang dianggap tidak seperti biasanya. Sebab, sebelumnya juga, Jokowi sempat menyinggung politik kebohongan dalam pidatonya beberapa waktu lalu.
"Menurut saya apa yang salah disana. Tidak ada hal yang perlu kita khawatirkan tapi penekanannya yang paling hebat kan beliau mengatakan saya kelepasan loh. Kenapa kita tidak respect pada hal itu," kata Surya Paloh.
Pernyataan Jokowi terkait politikus sontoloyo dilontarkan pada Selasa (23/10), saat penyerahan sertifikat hak atas tanah kepada masyarakat Jakarta di Lapangan Ahmad Yani. Presiden Jokowi menyebutkan kata sontoloyo ketika merespons pro dan kontra terkait dana kelurahan.
Jokowi mengaku heran rencana pemerintah untuk mengalokasikan dana kelurahan dihubung-hubungkan dengan agenda politik.
"Bukan hanya di desa saja yang ada dana desa, tapi kelurahan juga membutuhkan (dana) untuk memperbaiki selokan, memperbaiki jalan di kampung-kampung, sehingga tahun depan akan ada dana kelurahan, tapi kok ramai? Saya juga heran," kata Jokowi.
Presiden mengatakan, sekarang ini komitmen pemerintah untuk masyarakat kerap dihubungkan dengan politik. Padahal, ia mengatakan, kehidupan bukan melulu hanya politik. Presiden mengakui, hal tersebut adalah kepandaian para politikus untuk memengaruhi masyarakat.
"Hati-hati saya titip ini, hati-hati. Hati-hati banyak politikus yang baik-baik, tetapi juga banyak politikus yang sontoloyo," ucap presiden.
Sehari setelahnya, Presiden Joko Widodo pun menjelaskan siapa yang dimaksud dengan politikus sontoloyo. Politikus sontoloyo adalah politisi yang memakai cara-cara menyebarkan kebencian, mengadu domba, menggunakan isu SARA, dan memecah belah masyarakat untuk menarik perhatian masyarakat.
"Kalau masih memakai cara-cara lama seperti itu, masih politik kebencian, politik SARA, politik adu domba, politik pecah belah, itu yang namanya tadi politik sontoloyo," kata Presiden seusai menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia Ke-33 di Indonesia Convenction Exhibition, Tangerang, pada Rabu (24/10).
Baca juga: Cerita Penyanyi Sinead O'Connor Jadi Mualaf
Baca juga: Beredar Surat GP Ansor DKI Siagakan 2.000 Anggota