Ahad 28 Oct 2018 16:14 WIB

Mengenang Pertempuran di Laut Cirebon

KRI Gajah Mada 408 berhadapan dengan kapal perang Belanda.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin menembakkan misil rudal jenis Exocet MM-40 dalam latihan operasi laut gabungan di Perairan Laut Jawa, Selasa (3/6). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin menembakkan misil rudal jenis Exocet MM-40 dalam latihan operasi laut gabungan di Perairan Laut Jawa, Selasa (3/6). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Belanda masih terus berusaha untuk menancapkan kembali kuku penjajahannya di bumi pertiwi. Karenanya, pertempuran antara pejuang Indonesia dengan tentara Belanda, terus terjadi di berbagai wilayah di pelosok nusantara.

Salah satu pertempuran yang terjadi pascakemerdekaan Indonesia itu salah satunya berlangsung di perairan Cirebon, 5 Januari 1947 silam. Saat itu, pertempuran terjadi antara tentara Indonesia yang menggunakan KRI Gajah Mada 408 berhadapan dengan kapal perang Belanda.

Meski dengan peralatan seadanya, KRI Gajah Mada 408 yang dinahkodai Letnan Laut Samadikun, secara heroik melawan kapal perang Belanda yang bersenjata lebih canggih. Mereka rela mengorbankan diri demi membela kehormatan bangsa. Pertempuran yang tak berimbang itu akhirnya membuat KRI Gajah Mada 408 tenggelam ke dasar laut Cirebon. Bersamaan dengan tenggelamnya kapal, Letnan Laut Samadikun pun gugur.

Sebagai pengingat aksi heroik dan pengorbanan para pahlawan yang telah gugur dalam pertempuran laut tersebut, akan dibangun Monumen KRI Gajah Mada 408. Pemancangan tiang pertama monumen itu dilakukan di perairan Cirebon, Jumat (26/10). Monumen itu dibangun di lokasi ditemukannya bangkai kapal KRI Gajah Mada 408, beberapa waktu yang lalu.

 Danlanal Cirebon, Letkol Mar Yustinus Rudiman, mengungkapkan, sejumlah pertempuran laut pernah terjadi dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Salah satu pertempuran laut itu sebagaimana yang dilakukan Letnan Laut Samadikun dengan KRI Gajah Mada 408 yang dinahkodainya.

 ‘’Pertempuran itu dikenal dengan pertempuran laut Cirebon, ‘’ terang Yustinus, saat pemancangan tiang pertama pembangunan Monumen KRI Gajah Mada 408, di perairan Cirebon, Jumat (26/10).

Yustinus mengungkapkan, pembangunan monumen di lokasi tenggelamnya KRI Gajah Mada 408 itu menunjukkan bahwa untuk mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan perjalanan dan perjuangan yang sangat panjang. Dia menegaskan, Indonesia tidak akan berdiri jadi negara yang berdaulat jika tidak ada perjuangan dari pejuang-pejuang bangsa.

Yustinus pun menyambut baik atas perhatian dan dukungan penuh yang sudah diberikan oleh Pemkot Cirebon dalam upaya pembangunan monumen tersebut. Dia juga berharap dukungan yang sama diberikan oleh Pemprov Jabar.

 ‘’Kami berkeinginan, bila perlu monumen ini dibangun lebih besar dan bersifat permanen, ‘’ tukas Yustinus.

 Dengan demikian, selain menjadi pengingat sejarah, keberadaan monumen tersebut juga bisa menjadi icon baru destinasi wisata laut di Kota Cirebon.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement