Senin 29 Oct 2018 14:19 WIB

Pendamping Desa Asal Papua Ikuti Upacara di Kemendes PDTT

Pendamping desa menarikan tarian khas Papua dalam peringatan Sumpah Pemuda.

Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) yang digelar di halaman kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Senin (29/10).
Foto: kemendes pdtt
Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) yang digelar di halaman kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Senin (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang berbeda dalam upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) yang digelar di halaman kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Senin (29/10). Sejumlah pendamping desa asal Papua menarikan tarian khas Papua. Tarian itu memeriahkan upacara peringatan ke-90 HSP bertema 'Bangun Pemuda Satukan Indonesia' pagi tadi.

Tarian rancak, dinamis dengan irama yang riang gembira yang disuguhkan usai upacara itu menarik perhatian para peserta upacara. Biasanya, mereka langsung meninggalkan lapangan upacara, pagi tadi malah memilih menonton sambil istirahat duduk di pinggir lapangan, beristirahat sembari menikmati para pemuda-pemudi Papua menari.

Salah satu pendamping desa dari Papua Barat, Pilemon Meidedgeay mengungkapkan perasaan senangnya mendapat undangan untuk mengikuti upacara di Kemendes PDTT dan memaknai hari sumpah pemuda sebagai hari persatuan.

photo
Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) yang digelar di halaman kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Senin (29/10).

"Kami dari Papua Barat senang diundang kementrian untuk upacara bendera, kami sangat senang ada di sini. Pesan untuk pemuda, tidak terjadi pemecahan ras, suku, agama, sehingga kalau pemuda bersatu negara maju. Dan sekarang pembangunan di Papua semakin maju, seperti banyaknya pembangunan jalan baru," ujarnya.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo sebagai Inspektur Upacara mengungkapnya pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Dirinya mengungkapkan dengan adanya teknologi industri 4.0, dan teknologi informasi masyarakat dipusingkan dengan berita bohong, hoax, provokasi yang memecah belah keberagaman dan persatuan.

"Kita harus sadar, bahwa Indonesia  beragam etnis, bahasa, dan agama yang berbeda, yang merupakan satu kekayaan untuk disatukan menjadi bangsa yang besar dan disegani. Mari kita lawan hoaks, provokasi yang memecahbelah bangsa," ajaknya.

Dirinya melanjutkan, sekarang masih banyak masyarakat miskin, desa tertinggal, dan sangat tertinggal. Tugas Kemendes PDTT untuk mendorong desa tertinggal menjadi desa berkembang dan maju. Mengurangi penduduk miskin merupakan salah satu upaya untuk bangsa tidak mudah terprovokasi dan terpecahbelah.

"Dengan sumpah pemuda, mari kita kobarkan sangat persatuan dan kesatuan, semoga menjadi bangsa yang lebih maju dan disegani," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement