Selasa 06 Nov 2018 05:23 WIB

Kirim Tentara ke Perbatasan, Trump Picu Kontroversi

Total tentara yang diterjunkan paling banyak mencapai 15 ribu orang

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Presiden AS Donald Trump
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengirim tentara ke wilayah perbatasan menuai kontroversi kembali. 

Akibat keputusan itu, pemerintah Amerika diprediksikan perlu menyediakan anggaran 200 hingga 300 miliar dolar AS. Para tentara itu terdiri dari tentara aktif dan garda nasional. Analisa kebutuhan anggaran tersebut diperkirakan analis independen, Center for Strategic and Budgetary Assessment (CSBA)

Militer Amerika belum memutuskan biaya operasi dan asal anggarannya. Tetapi, CSBA memperkirakan biaya mengirim tentara aktif ke perbatasan ada di angka 42-110 miliar dolar AS. Biaya itu ditambah 182 miliar atas pengiriman garda nasional ke perbatasan pada Mei lalu.

CSBA merinci biaya pengiriman per tentara ada di angka 112-143 dolar AS tiap harinya. Bahkan penggunaan peralatan dan kendaraan militer bisa menyedot biaya hingga 136,654 dolar per hari. Diperkirakan misi di perbatasan bakal mulai pada 5 November hingga 15 Desember selama 41 hari.

Trump menyebut total tentara yang diterjunkan paling banyak mencapai 15 ribu orang. Dengan demikian, CSBA memprediksi biaya atas 15 ribu tentara itu mencapai 90-110 miliar dollar.

Sayangnya, militer Amerika enggan memberi kejelasan pasti. Juru Bicara Pentagon, Koloner Rob Manning hanya mengkonfirmasi seluruh biaya bakal ditanggung Pentagon.

"Saya tidak punya perkiraan biayanya, tapi seluruhnya bakal dibayarkan departemen ini," katanya dalam keterangan resmi seperti dilansir dari CNN, Selasa (5/11).

Manning merasa pihaknya masih dalam taraf berhitung soal anggaran yang bakal dikeluarkan. Sehingga ia belum mampu memberi angka pasti.

"Kami masih mengerjakannya sampai sekarang. Ketika nanti kami ada kesimpulan, kami akan sampaikan angkanya," tambahnya.

Diketahui, tentara aktif di Amerika sebenarnya tak berwenang dalam menegakan hukum dalam negeri Amerika. Situasi ini hanya bisa berubah manakala ada kondisi darurat. Trump menilai situasi darurat sejatinya mampu diterapkan karena ancaman imigrasi ilegal di perbatasan. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement