REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Belum lepas dari ingatan kasus-kasus kecelakaan yang menimpa jeep wisata Lava Tour di Kabupaten Sleman, DIY, sepanjang tahun ini. Sayangnya, walau telah dilakukan sejumlah evaluasi, kondisi jeep-jeep wisata masih dikeluhkan.
Kali ini, keluhan datang langsung dari Sleman satu. Bupati Sleman, Sri Purnomo, sempat menyampaikan langsung keluhan-keluhan atas kondisi sejumlah jeep-jeep wisata yang melayani Lava Tour.
Hal itu lakukan ketika mengecek langsung kondisi mesin jeep-jeep wisata saat menghadiri Launching Tri Pakarsa Musna di Bumi Perkemahan Wonogondang. Keluhan diungkapkan tepat di hadapan pengemudi-pengemudi jeep wisata.
Keluhan, turut disampaikan di hadapan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman Mardiyana dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih. Ini mengingat dua institusi itu paling berkewenangan mengurus jeep-jeep wisata.
Jeep wisata Lava Tour, tidak bisa dipungkiri, memang cukup menjadi salah satu primadona bagi wisatawan yang datang ke Kabupaten Sleman. Sayangnya, primadona itu memang tidak secantik yang terlihat di atas panggung.
Terdapat begitu banyak kekurangan yang seharusnya tidak cuma ditutupi, tapi benar-benar diperbaiki. "Harapannya, menjadi lebih tertib, lebih memenuhi standar-standar untuk keamanan, keselamatan dan kenyamanan orang-orang yang berwisata menggunakan Lava Tour jeep-jeep itu," kata Sri.
Ia meminta, pengemudi jeep-jeep wisata lebih patuh memenuhi kelengkapan keamanan. Tujuannya, ketika terjadi sesuatu yang di luar perkiraan, penumpang tetap bisa terlindungi dengan baik.
Beberapa temuan Sri yang dirasa masih harus dilengkapi terbilang dasar. Mulai dari kewajiban menggunakan helm dan sabuk pengaman yang memang harus terstandar demi bisa melindungi pemakai secara optimal.
Pengemudi jeep-jeep itu sendiri diharapkan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan seperti SIM. Selain itu, pelindung jeep seperti roll bar harus dalam kondisi yang baik mengingat sewaktu-waktu mobil bisa terguling.
"Kadang gelundung, jatuh, itu ketika terbalik tumpuannya jangan sampai kepala penumpang, tapi ada roll bar yang membuat aman pengendara," ujarnya.
Saat memberi sambutan, Sri turut mengingatkan pariwisata merupakan salah satu andalan utama Kabupaten Sleman. Posisinya malah menduduki peringkat tiga atau empat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Artinya, posisinya tidak bisa disepelekan dan sudah menjadi kewajiban setiap pelakunya memastikan wisata-wisata yang ditawarkan aman dan nyaman. Karenanya, sebelum ditetapkan sebagai wisata, harus dipastikan keamanan dan kenyamanan.
"Ketika sudah sampai destinasi wisata, keselamatan wisatawan harus terjamin," kata Sri.
Ketua Asosiasi Jeep Lava Tour Merapi Sisi Timur, Sugeng Bambang menuturkan, usai sejumlah kecelakaan lalu, evaluasi memang terus dilakukan. Salah satunya diawali dengan menertibkan pengemudi-pengemudi.
Ia menekankan, saat ini siapa yang tidak memiliki SIM tidak boleh membawa jeep wisata di Lava Tour. Selain itu, sekarang siapa saja yang ingin jadi pengemudi jeep wisata tidak boleh langsung membawa tamu.
Diadakan test-test drive yang didampingi senior-senior yang lebih dulu terjun sebagai pengemudi jeep wisata di Lava Tour. Namun, ia mengakui Lava Tour telah menjadi urat nadi perekonomian masyarakat sekitar Kecamatan Pakem.
Kondisi itu membuat begitu banyak masyarakat yang ingin mendulang rezeki dari wisata-wisata yang ada. Mulai dari pengemudi jeep wisata, tukang foto, bensin, onderdil, sampai tukang bengkel.
Untuk pengemudi jeep wisata, sudah akan ditetapkan pula jalur-jalur yang dirasa berbahaya dan dilarang dilintasi. Nantinya, akan ada pula satu tempat seperti check point di kamp-kamp dan di tengah-tengah perjalanan.
"Belum tentu jeep itu bagus waktu dicek di kamp, di perjalanan bagus itu belum tentu, kita berharap sampai ke titik itu," ujar Sugeng.
Sugeng menambahkan, dari 29 komunitas jeep wisata yang ada, diadakan pula sejumlah pengecekan dan pelatihan. Senada, Kepala Inspektorat, Budiharjo menjelaskan, pihaknya telah menyusun langkah-langkah evaluasi.
Baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang agar ada pelayanan optimal di sektor kepariwisataan. Salah satunya, membuat aplikasi khusus yang dapat digunakan untuk pengaduan keluhan masyarakat.
"Pada 2019 nanti kita akan luncurkan aplikasi khusus untuk pengaduan masyarakat, sebelum aplikasi tersebut bisa diakses masyarakat dapat mengadukan di aplikasi Lapor Sleman jika ada keluhan," kata Budi.
Program Tri Pakarti Musna sendiri jadi implementasi pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Kegiatan mengangkat tema Musna Kecelakaan, Pengaduan, dan Temuan Hasil Pemeriksaan Guna Mewujudkan Akuntabilitas Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Kegiatan turut dihadiri kepala-kepala OPD Kabupaten Sleman, Forkompimda, dan pengemudi-pengemudi jeep wisata Lava Tour. Turut dilakukan pemeriksaan kelaikan jeep untuk wisata dan pengarahan terhadap penyedia jasa jeep wisata Lava Tour.