REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut 2 Sandiaga Uno, mengomentari pernyataan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, yang mengaku pernah mengusulkan draft aliansi ke capres Prabowo Subianto. Sandi mengatakan, siap membantu Yusril untuk mengkomunikasikan dengan Prabowo.
"Kita baru dengar ini dari Pak Yusril, yang lain-lain enggak pernah ada mengeluh sulit berhubungan sama Pak Prabowo. Mungkin Pak Yusril bisa saya bantu nanti untuk berkomunikasi dengan Pak Prabowo," ujar Sandiaga usai menghadiri deklarasi relawan di Radio Dalam, Jakarta, Kamis (8/11) malam.
Saat disinggung soal draf aliansi yang diajukan ke Prabowo - Sandiaga oleh Yusril, Sandiaga enggan menjelaskan secara gamblang. Dirinya justru menegaskan bahwa dirinya tidak ingin fokus di persoalan hukum, melainkan hanya fokus di isu-isu ekonomi.
"Kita fokusnya ekonomi, kita tidak fokus di hukum, kami menyerahkan hal-hal yang berkaitan dengan hukum ke direktorat hukum kita," ujar Sandiaga.
Meskipun dirinya juga tidak menampik bahwa dukungan dari manapun termasuk dari PBB sangat berarti bagi Prabowo - Sandiaga. Oleh karena itu dirinya akan memperjuangkan suara dari manapun dan berharap PBB bisa bergabung ke Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
"Tadi di deklarasi badan pemenangan Kota Madya Bogor, PBB bergabung bersama kita. Tapi secara nasional kita tunggu sikapnya dan kita hargai apapun yang nanti PBB putuskan" katanya.
Sebelumnya dalam keterangan tertulis, Yusril pernah berharap Prabowo mengundang semua ketua partai koalisi membahas soal draft aliansi, agar semua peserta koalisi merasa nyaman berjuang dalam koalisi tersebut. "Saran ini sudah saya sampaikan ke Pak Prabowo melalui Pak Sandi, tapi sampai hari ini tidak pernah ditanggapi," ungkapnya.
Untuk diketahui draft aliansi tersebut memuat usulan terkait format dan arah aliansi partai dalam koalisi Prabowo-Sandiaga. Draft tersebut dirasa penting agar partai pendukung tidak hanya diajak koalisi mendukung paslon Prabowo - Sandi, namun juga fokus di pemilihan legislatif (Pileg) agar partai pendukung juga memperoleh kemenangan di pileg.
"Dalam 'koalisi' di sini, di satu pihak anggota koalisi disuruh all out kampanyekan Prabowo Sandi, tetapi dalam pileg di suatu dapil sesama anggota koalisi saling bertempur untuk memperoleh kemenangan bagi partainya," ujar Yusril dalam keterangannya pada Kamis (8/11).