REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (9/11) pagi, melemah. Kurs rupiah melemah 75 poin menjadi Rp 14.555, dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.480 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan pergerakan rupiah cenderung mulai tertahan terhadap dolar AS menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Desember. "Menjelang pertemuan The Fed, pergerakan rupiah berbalik turun," katanya.
Ia menambahkan peluang bagi the Fed untuk kenaikan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate/FFR) secara berkala membuat pelaku pasar kembali beralih ke dolar AS. "Pengetatan moneter di Amerika Serikat masih terus berlangsung hingga tahun mendatang," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir ini juga turut dimanfaatkan oleh sebagian pelaku pasar untuk ambil untung.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pergerakan dolar AS masuk dalam fase konsolidasi setelah hasil pemilu sela kongres Amerika Serikat yang sudah sesuai prediksi pasar. "Penguatan dolar AS mengindikasikan investor masih cukup berminat pada aset di Amerika Serikat," katanya.