Ahad 11 Nov 2018 11:06 WIB

Musim Tanam di Banyumas Alami Keterlambatan

Musim kemarau yang panjang menyebabkan awal musim tanam terlambat.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ratna Puspita
Musim tanam padi.
Foto: Antara.
Musim tanam padi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Musim kemarau yang berlangsung lebih panjang dari perkiraan menyebabkan awal musim tanam di Kabupaten Banyumas mengalami keterlambatan. Kondisi ini tidak bisa dihindari mengingat petani kesulitan untuk mengairi sawahnya.

"Awalnya, kami menargetkan lahan yang sudah mulai musim tanam pada bulan Oktober-November mencapai 20.000 hektare. Namun sampai awal November 2018 ini, yang sudah dilakukan tanam bari sekitar 2.000 hektare atau 10 persen dari target," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas Widarso, saat melakukan tanam perdana di Desa Kuntili, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Sabtu (11/11).

Terkait hal ini, Dinas Pertanian telah mencanangkan program percepatan tanam di seluruh wilayah Banyumas. "Saat ini, intensitas hujan yang turun di wilayah Banyumas sudah cukup tinggi. Saya minta, para petani mulai mengolah lahannya dan menyebar benih untuk mengejar waktu tanam," katanya.

Dia menyebutkan, jika waktu tanam tidak segera dilakukan maka masa paceklik akan berlangsung lebih lama. Hal ini akan beresiko pada ketersediaan pangan, sehingga harga beras juga akan melonjak.