REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Musim kemarau yang berlangsung lebih panjang dari perkiraan menyebabkan awal musim tanam di Kabupaten Banyumas mengalami keterlambatan. Kondisi ini tidak bisa dihindari mengingat petani kesulitan untuk mengairi sawahnya.
"Awalnya, kami menargetkan lahan yang sudah mulai musim tanam pada bulan Oktober-November mencapai 20.000 hektare. Namun sampai awal November 2018 ini, yang sudah dilakukan tanam bari sekitar 2.000 hektare atau 10 persen dari target," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas Widarso, saat melakukan tanam perdana di Desa Kuntili, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Sabtu (11/11).
Terkait hal ini, Dinas Pertanian telah mencanangkan program percepatan tanam di seluruh wilayah Banyumas. "Saat ini, intensitas hujan yang turun di wilayah Banyumas sudah cukup tinggi. Saya minta, para petani mulai mengolah lahannya dan menyebar benih untuk mengejar waktu tanam," katanya.
Dia menyebutkan, jika waktu tanam tidak segera dilakukan maka masa paceklik akan berlangsung lebih lama. Hal ini akan beresiko pada ketersediaan pangan, sehingga harga beras juga akan melonjak.
"Kalau kita bisa melakukan musim tanam sekarang, maka panen bisa dilakukan Januari 2019, atau paling lambat Februari 2019," kata dia.
Dirjen Hortikultura Kementrian Pertanian Suwandi yang hadir dalam acara tersebut, menyebutkan musim tanam diharapkan bisa dilaksanakan serentak di 27 kecamatan wilayah Banyumas pada November ini. "Sawah yang sudah terisi air, jangan terlalu lama dibiarkan menganggur. Cepat dilakukan pengolahan tanah, agar bisa segera ditanami," tegasnya.
Dalam program tanam perdana tersebut, Kementan sebelumnya telah menyalurkan benin padi jenis Inpari 32. Dia berharap, petani bisa mematuhi pola tanam yang dianjurkan penyuluh pertanian.
"Rekomendasinya, benih Inpari 32 ditanam dengan pola jajar legowo 2:1 dan 4:1. Dengan cara ini, maka setiap rumpun padi yang ditanam bisa mencapai 40 batang padi per rumpun. Tapi pemupukannya juga harus baik," kata dia.
Untuk itu, dia juga meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyumas bisa membuat demplot dengan menggunakan Inpari 32. "Dengan adanya demplot, petani akan bisa menyontoh bagaimana pola tanam dan pemupukan yang baik sehingga memperoleh hasil maksimal," kata dia.
Selain meminta percepatan tanam di lahan-lahan sawah, Dirjen juga meminta agar percepatan tanam dilakukan di lahan-lahan kering. Penanaman padi di lahan kering sudah bisa dilakukan, karena saat ini sudah musim penghujan. ''Penanaman padi di lahan kering bisa dilakukan dengan menggunakan sistem tabela (tanam benih langsung),'' katanya.