Selasa 13 Nov 2018 06:30 WIB

Abdullah Quilliam Semaikan Ajaran Islam di Inggris

Ia tercatat sebagai orang Inggris pertama yang menjadi mualaf pada abad ke-19.

Abdullah Quilliam
Foto: abdullahquilliam.com
Abdullah Quilliam

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bagi sebagian orang, Kota Liverpool mungkin hanya dikenal lewat grup band The Beatles dan klub sepak bolanya yang berjuluk The Reds. Tapi, tahukah Anda jika di kota ini juga pernah lahir sosok besar yang menebarkan ajaran Islam?

Dialah William Henry Quilliam. Ia merupakan sosok penting dalam perkembangan sejarah Islam di Inggris. Ia tercatat sebagai orang Inggris pertama yang menjadi mualaf pada abad ke-19. Ia juga pendiri masjid pertama dan Islamic Centre di negeri berjuluk The Black Country ini.

Quilliam lahir di Liverpool pada 10 April 1856. Ia berasal dari keluarga mapan. Ayahnya, Robert Quilliam adalah produsen arloji ternama. Seperti kebanyakan keluarga mapan di Inggris pada masa itu, Quilliam meniti kehidupannya sebagai pria terdidik. Ia pernah belajar di Liverpool Institute serta King William's College di Isle of Man -- sebuah tempat yang berlokasi di perairan Irlandia.

Saat remaja, ia tumbuh dan dibesarkan di lingkungan keluarga Kristen. Perkenalannya dengan Islam terjadi ketika usianya 17 tahun.  Jika kebanyakan generasi muda masa kini bangga dengan gaya Barat untuk menyambut datangnya usia 17 tahun, tidak demikian halnya dengan Quilliam.

Pada usia itu, Quilliam mulai menemukan jalan menuju Islam. Proses tersebut datang lewat sebuah penyakit yang ia derita. Untuk menyembuhkan penyakit tak dikenal itu ia menyambangi Maroko. Dari sana ia mengenali Islam dan akhirnya menjadi mualaf. Namanya pun berganti menjadi Abdullah Quilliam.

Memeluk Islam ternyata bukanlah aib bagi Quilliam. Saat kembali ke kampung kelahirannya, ia justru aktif menyemaikan Islam di Inggris Raya. Di kala usianya menanjak 22 tahun, ia mulai merintis karier sebagai ahli hukum. Pada 1878, namanya mulai dikenal sebagai pengacara.

Para kliennya terinspirasi melihat sosok Quilliam yang bersungguh-sungguh serta tak pernah menyimpan rasa takut. Dari sinilah kariernya berkilau. Tak lama kemudian, ia menikahi Hannah Johnstone.

Setelah menjadi pengacara sukses, batinnya justru merasa miskin, utamanya  terhadap nilai-nilai Islam. Ia pun merasa perlu untuk mempelajari Islam lebih dalam lagi. Maka, pada 1882, ia berkelana ke Prancis, lalu menyeberang  ke Aljazair dan Tunisia. Dari sanalah, pengetahuan dan pemahamannya tentang Islam kian mendalam.

Merasa cukup berpetualang, angin membawanya kembali ke kampung halamannya, Liverpool. Di sana, pada 1889, ia mendirikan Liverpool Muslim Institute di 8 Brougham Terrace, Jalan West Derby.  Lembaga ini dibuka tepat pada perayaan Natal. Tempat di mana lembaga ini bermarkas kemudian tercatat sebagai  masjid pertama di Inggris.

Sebuah literatur yang dilansir laman isle of man menyebut, bangunan  di Jalan West Derby itu adalah Masjid Muhammad (Mahomedan Mosque). Kala itu, tempat ini mampu menampung ratusan Muslim yang ingin beribadah. Dari sanalah, Islam mulai bersemi untuk selanjutnya berkembang ke seluruh daratan Inggris.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement