REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), akan terus berupaya untuk menangguling banjir di daerah Bandung Selatan yang selalu terjadi di musim hujan. Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, saat ini keberadaan retensi Cieunteung memang belum maksimal.
"Jadi pembebasan Cieunteung itu luasnya harus lebih maksimal," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan usai Rapat Pimpinan (Rapim) di Gedung Sate, Senin (12/11).
Menurut Emil, pekan ini ia akan menggelar rapat Citarum. Salah satunya, minta anggaran agar bisa belanja di tahun depan. Ia pun, akan mencari lahan kosong untuk membuat danau tambahan. Jadi, sepanjang Citarum ada danau kecil jumlahnya banyak jadi parkir airnya tak hanya di Cieunteung.
"Kalau hanya mengandalkan Cieunteung secara teori nggak akan cukup," katanya.
Emil menjelaskan, Cieunteung itu fungsinya memang untuk melimpahkan air hujan dan Citarum, tapi dengan ukurannya yang sekecil itu tak akan memadai.
"Maka teorinya kami akan bikin pola yang sama di lokasi lain. Itu yang akan dianggarkan di 2019, minimal butuh 3-4 danau segede Cieunteung untuk memarkirkan air saat meluap," katanya.
Selain itu, menurut Emil, untuk mengatasi banjir ia akan membuat terowongan. Pemerintah pusat, menganggarkan Rp 1 triliun untuk semua urusan yang ada hubungannya dengan Citarum salah satunya, rutinitas BBWS.
"Jadi bukan hanya untuk program Provinsi dana yang Rp 1 triliun itu tapi kalau ditotal segitu," katanya.
Untuk provinsi Jabar, kata dia, paling hanya Rp 400 miliar. Dana tersebut, sebagian besar untuk TNI, ada pengerukan sampah, sedimentasi, dan beli alat keruk. Anggaran tersebut, dimulai 2019.
"Kalau terowongan berhasil akan mengurangi banjir. Makanya doain, kami kerja, saya akan intens urus Citarum, kapan beresnya Wallahualam tidak boleh gegabah. Pak Sekda ke Amerika saya tugaskan ke Portland karena itu contoh paling bagus," paparnya.
Emil menjelaskan, kalau diselidiki dalam sejarah Bandung Selatan dulu tak ada manusia saja di daerah tersebut, lokasi itu banjir. "Tapi manusia dalam sejarahnya berkumpul memutuskan di situ jadi memang yang paling betul tidak bermukim di zona yang dari dulunya daerah basah," katanya.