Rabu 14 Nov 2018 11:44 WIB

Menhub akan Panggil Perusahaan Aplikasi Transportasi Daring

Para pengemudi ojek daring kembali melakukan aksi demo

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan akan segera memanggil perusahaan aplikasi transportasi daring (online). Hal itu dilakukan karena hingga saat ini demo pengemudi transportasi daring masih terus dilakukan.

Budi akan meminta perusahaan mitra pengemudi transportasi daring untuk menyelesaikan persoalan. “Dalam waktu dekat kami akan segera memanggil perusahaan terkait. Saya akan mendorong perusahaan untuk segera duduk bersama para pengemudi,” kata Budi di Jakarta, Rabu (14/11).

Dia menambahkan, pemerintah pada dasarnya tidak melarang para pengemudi ojek atau taksi daring melakukan unjuk rasa. Hanya saja, Budi meminta hal tersebut dilakukan dengan tertib dan disiplin.

Budi menyayangkan aksi demo yang dilakukan para pengemudi ojek daring dari Aliansi Nasional Driver Online (Aliando) di depan Gedung Lippo (kantor Grab Indonesia) pada Selasa (13/11) kemarin yang melanggar aturan hingga menutup jalan raya dan menimbulkan kemacetan.

“Aksi kemarin itu jelas melanggar aturan lalu lintas dengan parkir kendaraan di jalan raya, ini sangat mengganggu pengguna jalan yang lain,” tutur Budi.

Dia mengharapkan kejadian tersebut tidak terulang lagi karena merugikan orang banyak terutama pengguna jalan. Untuk itu, Budi meminta para pengemudi ojek daring tetap mengikuti arahan petugas kepolisian saat melakukan demo.

Di satu sisi, kata Budi, pihaknya mendukung penyampaian aspirasi yang dilakukan para pengemudi taksi atau ojek daring. Hanya saja, Budi meminta agar aksi unjuk rasa para pengemudi transportasi daring untuk selanjutnya tetap mengutamakan aspek kedisiplinan dan ketertiban lalu lintas.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement