Rabu 14 Nov 2018 16:39 WIB

Status Siaga Banjir dan Longsor di Jabar Sampai Mei 2019

Status siaga darurat banjir ditetapkan lewat SK Gubernur Jabar.

Seorang anak menyelamatkan anak kucing saat banjir yang melanda Kampung Bojong Asih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (12/11/2018).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Seorang anak menyelamatkan anak kucing saat banjir yang melanda Kampung Bojong Asih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (12/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan pemerintah provinsi (pemprov) setempat menetapkan status siaga darurat banjir dan tanah longsor dari 1 November 2018 hingga 31 Mei 2019. Dengan status itu, sejumlah upaya antisipasi pun dilakukan.

"Penetapan status siaga darurat banjir dan longsor Provinsi Jabar periode 2018-2019 berdasarkan SK Gubernur setempat nomor 362/Kep.1211-BPBD/2018," kata Kepala BPBD Provinsi Jabar, Dicky Saromi, pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate Bandung, Rabu (14/11).

Upaya antisipasi dan penanganan banjir di antaranya adalah segera mempersiapkan segala upaya atau tindakan dalam rangka menghadapi kemungkinan terjadinya bencana banjir, tanah longsor maupun angin puting beliung. Kemudian segera menginventarisir kesiapan dan pengerahan sumber daya manusia (SDM), peralatan logistik yang ada serta yang diperlukan.

"Lalu segera melakukan pengurangan risiko atau mitigasi bencana dan mengimbau serta mengaktif peran serta masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jabar, M. Ridwan Kamil yang disapa Emil juga mengimbau warganya agar tetap waspada dalam menghadapi ancaman bencana yang mulai menimpa daerah ini. Menurut sejarah, 60 persen bencana hidrologis Indonesia itu adanya di Jabar.

"Jadi ada atau tidak ada manusia memang rutinitas di zaman baheula sampai sekarang selalu ada. Ada yang air meluap dan ada yang longsor karena hujan," kata Gubernur.

Oleh karena itu, Emil meminta masyarakat untuk waspada selama perjalanan  saat hujan deras. Tim BPBD Provinsi Jawa Barat juga sekarang siaga satu.

"Kemarin dua tim sudah kita kirim ke Gentong, Kabupaten Garut dan Naringgul Kabupaten Cianjur karena longsor. Mudah-mudahan dalam dua hari ini selesai," katanya.

Begitu pula, laporan jembatan di Cipatujah kurang lebih sudah hampir rampung pembangunannya. "Mudah-mudahan quick response dari pemerintah kombinasi dengan kewaspadaan dari masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi masa ini," ujar Gubernur.

Luapan Sungai Citarum

BPBD Jabar mencatat terdapat sebanyak 350 rumah terdampak banjir akibat luapan Sungai Citarum di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung. "Total keseluruhan sarana dan prasarana yang terendam banjir, yaitu 350 rumah, 9 sekolah, dan 25 tempat ibadah," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Sudrajat, Rabu.

Banjir yang melanda tiga kawasan di Kabupaten Bandung yakni Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang telah memasuki hari kesembilan. Meski pada Rabu banjir mulai surut, material lumpur masih memenuhi areal pemukiman warga.

Banjir ini membuat 463 warga dari 140 kepala keluarga diungsikan akibat terdampak banjir. Dari jumlah tersebut, di antaranya 59 lansia, 31 balita, empat ibu hamil, dan dua orang disabilitas yang diungsikan.

Para pengungsi ditampung di tujuh lokasi evakuasi yang terdiri dari bangunan aula, kantor kecamatan, rumah ibadah, dan kantor rukun warga. "Yang paling banyak (pengungsi) di Gedung Inkanas Kecamatan Baleendah hingga mencapai 213 jiwa," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement