Kamis 15 Nov 2018 15:06 WIB

Pengamat: Saling Lapor Paslon Buat Masyarakat Apatis Pilpres

Cara kampanye kedua kubu Capres-Cawapres sudah tidak sehat

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi bertemu Prabowo Subianto.
Foto: AP Photo
Presiden Jokowi bertemu Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengkhawatirkan cara-cara kampanye yang digunakan dua kubu pasangan calon presiden maupun wakil presiden dapat membuat masyarakat apatis dengan Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Menurutnya, cara kampanye dua kubu baik Prabowo-Sandiaga maupun Jokowi-Ma'ruf sudah tidak sehat.

"Narasi-narasinya sekarang kan cuma kalau dikit-dikit lapor, dikit-dikit saling serang kan itu nggak sehat ya, jadi yang kita khawatirkan itu justru akan ada banyak masyarakat yang apatis nanti di Pemilu 2019, hasil survei itu sekarang swing voter justru meningkat, karena banyak masyarakat mulai  apatis dengan model-model kampanye yang saling serang," ujar Adi saat dihubungi wartawan, Kamis (15/11)

Adi menilai, baik kubu pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga saat ini lebih banyak mempertontonkan hal yang tidak substantif terkait gagasan maupun visi dan misi masing-masing kubu. Padahal, masyarakat lebih membutuhkan gagasan, visi dan misi dari pasangan tersebut daripada menunjukkan sikap saling lapor dan saling mencari kesalahan dari pasangan lawan sudah tidak sehat.

"Belum nampak di dua bulan terakhir ini visi dan misi, nggak ada yang menarik bagi masyarakat kalau cuma suka mencari kesalahan masyarakat itu, ini kan perspektif elite, elite ini mestinya pertontonkan hal yang mendidik, hal yang ilmiah, memberikan satu kontribusi yang bagus,"kata Adi.

Adi pun menilai kontestasi Pilpres 2019 kali ini lebih brutal dibandingkan Pemilu 2014 lalu. Kedua kubu pasangan calon, nampak jelas berupaya saling mencari-cari kelemahan lawan demi memenangi Pilpres.

"Mungkin karena ini tanding ulang ya jadi masing-masing kandidat, sudah mengantongi sejumlah kelemahan dan kelebihan masing-masing, pihak yang menang mau menang lagi, yang kalah jelas mau menang, makanya banyak cara maupun manuver yang di luar batas nalar, dan rasional dan akal sehat kita," ujar Adi.

Sebelumnya, sejak kampanye dimulai pada 23 September 2018 lalu, kedua pasangan calon presiden maupun wakil presiden mulai melakukan kampanye ke masyarakat. Namun, hingga dua bulan berjalan, belum tampak adu gagasan maupun visi dan misi kedua pasangan. Yang ada, aksi saling lapor kedua kubu pasangan, sebagaimana dicatat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) ada 17 laporan terkait Pilpres.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement