Selasa 29 May 2012 10:37 WIB

Franck Ribery, Makin Bersemangat Setelah Mencetak Gol?

Franck Ribery
Foto: Reuters
Franck Ribery

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain tengah Franck Ribery mengatakan Senin, ia merasa seperti orang bebas setelah mencetak gol internasional pertama dalam tiga tahun ini, ketika memenangkan Prancis 3-2 pada laga persahabatan melawan Islandia.

Pemain berusia 29 tahun itu tidak dapat menunjukkan kemampuannya maksimal ketika berhadapan dengan klub raksasa Bundesliga Bayer Munich, tapi golnya pada menit ke-85 Senin membuat semangatnya bangkit lagi dalam menghadapi Euro 2012. "Ini benar-benar mengangkat kembali semangat dan ambisi saya," kata Ribery, yang akan tampil dalam laga keempatnya di turnamen besar.

"Sudah tiga tahun lamanya sejak saya mencetak gol untuk Prancis. Rasanya sulit menilai diri sendiri, orang-orang banyak yang bertanya," katanya.

Ia melanjutkan, "Kemarin saya merasa benar-benar seperti orang bebas, amat gembira, amat puas. Tapi itu tidak mengejutkan bagi saya, karena apa yang saya lakukan itu sudah saya lakukan sepanjang waktu bersama Bayern. Saya tidak dapat melakukannya bersama Prancis, saya tidak tahu mengapa. "Saya berharap kali ini saya berjalan lagi di jalur yang benar," katanya.

Ia menjelaskan, sebagian dari penyebabnya itu, ia merasa tidak mencintai negara aslinya. "Belakangan ini bersama tim Prancis, saya tidak merasa santai, saya membiarkannya dan selalu dikritik," kata Ribery, yang mendapat sanjungan ketika menggantikan Yoan Gourcuff, yang diejek di lapangan, pada menit ke-75.

"Kini tiba waktunya untuk mempertanyakan kembali kepada diri sendiri apa yang harus dilakukan. Sudah lama sekali rasanya, sejak ketika nama saya dielu-elukan di stadion Prancis," katanya.

"Saya berharap pemicu itu datang lagi. Ketika publik meneriakkan nama saya, saya berharap rasa percaya diri saya bangkit lagi, untuk mencetak gol, untuk menggiring bola. Itu merupakan sesuatu yang hilang selama ini. Saya terlalu mencintai Bayern," katanya.

Ribery mengatakan, ia berusaha tidak mengingat kekalahan adu penalti final Liga Champions atas Chelsea yang lalu. "Sekarang rasanya sudah agak enak. Memang sulit melupakannya dalam tiga atau empat hari karena itu merupakan kejadian amat gila. Kami melakukan pertandingan sempurna, kami di kandang sendiri, kami memiliki peluang tapi kami tidak mencetak gol. Amat disayangkan, padahal kami pantas mendapatkan gelar itu," katanya.

Tapi ia menampik dugaan adanya semacam perasaan ia akan balas dendam terhadap Inggris, ketika Prancis melawan saingan bebuyutan mereka itu pada 11 Juni di Kejuaraan Eropa.

"Hal terpenting adalah mendapatkan tiga poin. Bermain lawan Inggris atau Ukraina, merupakan hal sama. Kami harus menang, itu pandangan yang amat sederhana," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement