REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya sebagai nabi dan rasul, Muhammad shallallahu alaihi wasallam juga seorang pemimpin politik dan kepala negara. Namun, dalam berpolitik, Rasulullah tidak pernah menggunakan cara-cara mengadu domba, menista agama atau menjelekkan kelompok lain.
Rasulullah, kata Ketua Ikatan Dai Indonesia Satori Ismail, berpolitik dengan jalan yang lurus. Ketika diejek oleh orang Yahudi pun, Rasul tidak pernah membalas dengan jawaban yang negatif. Nabi justru membalasnya dengan kebaikan. Tidak salah jika Rasul dijuluki sebagai orang yang paling agung akhlaknya.
"Insya Allah bangsa ini di tahun politik dapat hidup dengan damai, apalagi sebagai Muslim, sudah seharusnya yakin dengan ketetapan Allah qada dan qadarnya. Tentu tidak lupa dengan ijtihad yang dilakukan setiap orang," kata dia saat berbincang dengan Republika.co.id, Ahad (18/19).
Di momen maulid Nabi sekarang ini, ia berharap tidak hanya sekadar merayakan, tetapi juga memaknai dan menghayati yang dicontohkan Rasulullah. "Sudah sepatutnya kita meneladani dan mengingat nilai-nilai pribadi yang ada pada diri Rasulullah," ucap dia.
Ia berkata, Rasulullah memiliki pribadi menjadi suri teladan yang dapat menjadi contoh dan membangkitkan umat dari keterpurukan. Dahulu tidak ada pembaharu yang dapat mengubah masyarakat dari kejahiliyahan, menjadi hebat baik. Baik dari tingkah laku, ilmu serta gaya hidup.
"Tidak ada kebaikan dari ucapan yang keluar dari mulut dan tulisan dari tangan, kecuali orang-orang yang menyampaikan kepedulian, memerintahkan bersedekah, dan menebarkan kebaikan," jelas dia.
Baik ucapan dan prilaku, Rasulullah selalu membuat harmoni kehidupan. Ia berkata, tidak pernah satu kali pun Rasulullah berucap yang tidak baik, karena kebenaran yang selalu keluar dari mulutnya.
Karenanya, seorang mukmin hendaknya mengucapkan yang baik atau diam. Di tahun politik Indonesia saat ini, hendaknya baik politisi, pemimpin, dan masyarakat meneladani kehidupan berpolitik nabi.
Rasulullah selalu memerintahkan kepada yang baik. Beliau berbicara menyatukan umat, menciptakan keharmoisan, bangsa, dan teladan yang indah.