Selasa 20 Nov 2018 18:53 WIB
Maulid Nabi Muhammad

Kala Seniman dan Budayawan Curahkan Rindu pada Rasulullah

Perilaku saling menghormati dan saling menghargai antar umat, mutlak diperlukan.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Puluhan seniman dan budayawan se Jabar, peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Gedung Yudhistira Pemkab Purwakarta, Senin malam (19/11).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Puluhan seniman dan budayawan se Jabar, peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Gedung Yudhistira Pemkab Purwakarta, Senin malam (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Puluhan seniman dan budayawan se-Jawa Barat, memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW, di Gedung Yudhistira Pemkab Purwakarta. Peringatan tersebut, diisi dengan pembacaan ayat suci Alquran dilanjutkan pembacaan syair, musik serta tarian dengan spirit kerinduan akan Rasulullah. Tak hanya itu, seniman dengan Katolik yang taat asal Bandung, juga turut menambah warna dalam peringatan maulid tersebut.

Budayawan Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan, pada Senin malam ini (19/11), puluhan seniman dan budayawan berkumpul. Melalui musik dan tari serta syair, para seniman ini mencurahkan seluruh kerinduan terhadap Nabi Muhammad SAW. 

"Inilah cara kami, mencurahkan kerinduan terhadap Rasulullah. Melaui seni dan musik ini, kami ingin membumikan nilai-nilai keislaman," ujar Dedi, kepada Republika.co.id.

Tak hanya itu, Dedi pun terpana dengan kehadiran seniman Siska Amelia (28 tahun). Seniman asal Bandung ini, dengan mahirnya memainkan alat musik asal Cina, Ku Cheng (sejenis kecapi). Keunikan lainnya, seniman ini merupakan Katolik yang taat.

Akan tetapi, Siska juga sangat mengagumi akan sosok Nabi Muhammad SAW. Apalagi, akhlak Rasulullah tersebut, sangat adiluhung dan mulia. Sehingga, menjadi spirit serta panutan bagi generasi masa kini. 

Dengan kehadiran seniman Siska ini, Dedi meyakini jika Nabi Muhammad tak hanya milik masyarakat muslim saja. Melainkan, milik seluruh umat yang ada di muka bumi ini. Mengingat, nabi besar itu tak hanya dikagumi kalangan Muslim. Warga yang nonmuslim juga sangat kagum dan hormat terhadap sosok Nabi Muhammad tersebut.

"Saya terus terang terkesima. Ada teman saya jauh-jauh dari Bandung, yakni Teh Siska, untuk turut hadir mengisi acara kita malam ini. Saya kira, ini menjadi bukti bahwa maulid bukan hanya milik kalangan muslim," ujarnya.

Karena itu, Dedi mengajak semua pihak untuk tidak terjebak dalam suasana seremonial sebuah peringatan. Termasuk dalam hal ini, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Jadikan peringatan maulid ini, sebagai semangat toleransi. Mengingat, toleransi itu bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam. Ada spirit rahmatan lil ‘alamiin (rahmat bagi seluruh alam) dari toleransi.

Sehingga, perilaku saling menghormati dan saling menghargai antar umat, mutlak diperlukan. Lebih jauh, Dedi mengajak seluruh umat untuk menjaga kelestarian alam. Tanpa itu, umat akan didera kesulitan dalam menjalankan ibadah keseharian. 

"Contohnya, bila kita tidak menjaga alam, maka lingkungan akan rusak. Jika sudah rusak, kita juga yang rugi. Sebab, kerusakan alam bisa menimbulkan bencana," ujarnya.

Sementara itu,  jemari ajaib Siska yang telaten memainkan alat musik Ku Cheng itu mengiringi beberapa lagu. Genre lagu tersebut merupakan lagu religi bertema sholawat, asmaul husna dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. 

"Saya sangat senang, bisa hadir dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad ini. Meskipun saya katolik, saya sangat menghormati nabi umat Islam tersebut," ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement