REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Total jumlah korban tewan dari peristiwa kebakaran terhebat dalam sejarah California, bertambah menjadi 77 orang. Sedangkan jumlah orang hilang menurun, dari 1.200 ornag menjadi 993 orang.
Dari laporan terakhir, terdata sekitar 10.500 rumah rusak akibat terjangan api. Tim Camp Fire hingga kini terus melakukan penyisiran di lokasi kejadian. Ratusan sukarelawan juga turut membantu mencari jenazah diantara puing-puing dan sisa kebakaran.
Pencarian ini ditargetkan dapat terselesaikan sebelum hujan turun, yang diperkirakan akan terjadi akhir pekan ini. Hujan lebat dapat membersihkan pecahan tulang, atau mengubah abu kering menjadi pasta tebal, yang tentunya akan menyulitkan pencarian.
Pemerintah terus meningkatkan pendataan jumlah rumah dan bangunan yang menjadi korban dari kebakaran terbesar di Kalifornia itu. Jumlah tersebut terus meningkat dari 1.130 rumah hancur, dan 300 lainnya rusak. Meski begitu, telah banyak pengungsi yang diizinkan kembali ke rumah mereka masing-masing yang sekiranya aman.
Gubernur Kalifornia Jerry Brown meyakini Presiden Donald Trump mampu mendukung dan membantu Kalifornia. Meskipun awalnya Trump sempat menyalahkan pejabat negara yang dianggap buruk dalam pengelolaan hutan. Trump juga sempat mengancam akan memotong pendanaan federal Kalifornia.
Sementara itu, Brown mengatakan, kejadian kebakaran ini dapat menyadarkan masyarakat tentang perubahan iklim yang ekstrim. Dia juga mengatakan tengah memikirkan solusi untuk menghindar dari kebarakaran hutan nantinya.
"Mungkin mereka yang tinggal di dekat hutan perlu membangun tempat penampungan bawah tanah untuk melindungi mereka dari kebakaran ke depannya," kata Brown kepada timesnownews.com.