Kamis 22 Nov 2018 21:30 WIB

Dianggap Bernuansa LIberal, PAS Tolak ICERD

Umat Islam berkewajiban menolak konsep liberal yang menempatkan semua agama sama.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid Negara Malaysia
Foto: Wikipedia
Masjid Negara Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID,  KUALA LUMPUR – Partai Islam Se-Malaysia (PAS) menyerukan umat Muslim di negeri itu untuk menentang ratifikasi Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD). Presiden PAS, Datuk Seri Abdul Hadi Awang, mengatakan seluruh Muslim memiliki kewajiban  menentang ICERD, yang menurutnya akan menempatkan Islam pada tingkat yang sama dengan agama-agama yang lain. 

Abdul Hadi mengatakan, ketentuan saat ini dalam Konstitusi Federal untuk melarang diskriminasi terhadap non-Muslim di negara itu sudah cukup dan jauh lebih baik daripada apa yang ICERD tawarkan. 

Dia mengatakan, orang-orang Malaysia telah menikmati kedamaian untuk waktu yang lama. Sedangkan setiap kelemahan dalam hal pelaksanaan, menurutnya, dapat diselesaikan secara mandiri tanpa perlu adanya perubahan kebijakan.

Menurut dia, Islam adalah agama resmi Federasi dan hak beragama adalah kontrak sosial yang lengkap dalam arti apa pun. Dengan demikian, umat Islam memiliki kewajiban menolak konsep liberal yang menempatkan semua agama secara sama.

“Wajar bagi semua pengikut agama untuk percaya bahwa agama mereka adalah agama yang benar, tidak berpikir bahwa itu sama dengan agama-agama lain," kata Abdul Hadi dalam sebuah pernyataan, dilansir di New Straits Times, Kamis (22/11).

Karena itulah, Abdul Hadi mengatakan Muslim harus menolak dan menghindari ICERD. Dia mengatakan definisi dari apa yang merupakan diskriminasi, hak dan keadilan bagi umat Islam serta pengikut agama lain berbeda dari mereka yang tidak beragama. 

Dalam hal ini, dia menegaskan mereka tetap teguh dalam keyakinan mereka bahwa definisi mereka adalah salah satu yang relevan untuk semua waktu. Menurutnya, definisi keadilan mereka adalah bahwa itu adalah sesuatu yang pantas untuk situasi tertentu.

"Karena itu, tepat untuk hak-hak khusus diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, seperti memberikan Bumiputera hak-hak khusus karena mereka telah dikesampingkan selama pendudukan kolonial. Pada saat yang sama, hak untuk beragama, ras lain, yatim piatu dan hak-hak khusus wanita tidak dapat ditolak," lanjutnya.

Abdul Hadi mengatakan, bahwa publik juga harus memahami perbedaan antara menjunjung tinggi satu agama dan hak untuk beribadah sesuai agama mereka masing-masing. 

Dia mengatakan, konsep Barat yang setuju dengan komunitas lesbian, gay, biseksual dan transeksual (LGBT), misalnya menganggap pelarangan budaya sebagai diskriminatif, itu bertentangan dengan semua agama karena bertentangan dengan sifat manusia.

Jika budaya LGBT diizinkan, ia menilai hal itu dapat menyebabkan berbagai masalah dalam keluarga dan masyarakat pada umumnya. Karenanya, hal itu dinilainya hanya berlaku untuk negara tanpa agama. Abdul Hadi menekankan agar ICERD ditentang, karena menurutnya itu adalah agenda Freemason untuk menghancurkan agama, ras dan negara.

"Muslim, mereka yang beragama, Bumiputera dan semua ras harus bersatu untuk menentang ICERD. Jangan terpengaruh oleh agenda Barat yang telah lama meninggalkan agama dan etika kemanusiaan yang sejati," tambahnya.  Kiki Sakinah 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement