REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih timnas Indonesia Bima Sakti menyentil komunikasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait program pemusatan latihan dan uji coba timnas. Menurut Bima, komunikasi itu menjadi salah satu hal yang harus dievaluasi seiring gagalnya Indonesia lolos dari fase grup Piala AFF 2018.
"Soal TC, uji coba, dan lawan-lawan timnas ke depan harus lebih dikomunikasikan," ujar Bima dalam konferensi pers pra-laga terakhir Grup B Piala AFF 2018 kontra Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (23/11).
Jalan timnas menuju turnamen internasional, lanjut Bima, harus disusun dengan program TC serta uji coba yang terukur dan dikelola dengan rapi. Idealnya, program ini bukan hanya disiapkan oleh pelatih karena federasi juga harus terlibat di dalamnya. "Itu penting untuk sepak bola Indonesia," jelas pelatih berusia 42 tahun itu.
Bima Sakti mengajak semua pihak untuk menatap hari esok. Kegagalan di Piala AFF 2018 memang memunculkan kesedihan, tetapi sepak bola Indonesia memiliki waktu untuk terus berkembang. "Semua tentu sedih dan kecewa Indonesia gagal di Piala AFF 2018. Kami tim pelatih, ofisial, dan pemain memohon maaf untuk itu. Namun, pencapaian tersebut bukan kiamat bagi persepakbolaan nasional. Semoga kondisi ini bisa menjadi koreksi dan titik balik prestasi timnas."
Indonesia dipastikan tersingkir dari persaingan Piala AFF 2018 setelah tidak mampu lolos dari Grup B. Poin Indonesia tidak mencukupi untuk mengejar posisi dua tim terbaik sebagai syarat lolos ke empat besar.
Pencapaian tak mampu beranjak dari fase grup tersebut mengulang catatan serupa pada Piala AFF tahun 2007, 2012, dan 2014.
Meski sudah pasti gagal ke semifinal, Indonesia masih menyisakan satu laga di grup, yakni menghadapi Filipina di pertandingan terakhir Grup B, Ahad (25/11), di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, mulai pukul 19.00 WIB.