Ahad 25 Nov 2018 16:32 WIB

PWPM Jawa Barat Ajak Muktamirin Jaga Kebersamaan

Muktamirin diimbau agar mengurangi tensi politik dalam perhelatan muktamar.

 Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Barat Iu Rusliana.
Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Barat Iu Rusliana.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA --  Jelang Muktamar Pemuda Muhammadiyah para muktamirin dari berbagai daerah mulai berdatangan ke Yogyakarta. Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Barat Iu Rusliana mengajak muktamirin untuk menjaga soliditas dan kebersamaan. 

"Soliditas dan kebersamaan merupakan kunci serta ruh gerakan organisasi yang didirikan sejak 1932 ini," kata Iu Rusliana ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (25/11).

Ia mengatakan, di usia Pemuda Muhammadiyah yang kini mencapai 86 tahun, idealnya tumbuh sebagai organisasi yang kadernya saling memajukan dan membukakan pintu peran kader di berbagai lini. "Kemajuan organisasi ditentukan oleh kualitas kadernya. Kualitas kader ditopang oleh proses kaderisasi yang dibangun," katanya. 

Menurut Iu, ketika sudah di Pemuda Muhammadiyah, baju-baju lama yang dapat merusak soliditas harus ditinggalkan. "Jika dulu adalah kader ortom, mesti diingat kini telah menjadi kader pemuda. Latarbelakang itu tak boleh melahir pengkotakan.  Apalagi hanya karena perbedaan pendapat saja," ujarnya. 

Untuk membangun soliditas dan kebersamaan, Iu mengingatkan kepada semua kader tentang dasar dan semangat berpemuda Muhammadiyah. Selain itu, Iu mengimbau agar mengurangi tensi politik dalam perhelatan muktamar. "Goreng menggoreng isu sebaiknya dikurangi, sehingga suudzhon di antara sesama kader berkurang. Riang gembiralah bermuktamar, nikmati Yogyakarta, kota pertama berdirinya Muhammadiyah," kata Iu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement