REPUBLIKA.CO.ID, BUENOSAIRES -- Presiden Argentina Muricio Macri menyerukan agar Kongres dalam sesi khususnya meloloskan RUU yang akan menindak tegas aksi hooliganisme sepak bola. Ia gerah karena pertandingan leg kedua Copa Libertadores harus tertunda akibat aksi kekerasan pendukung klub.
Presiden Macri menginginkan sebuah undang-undang yang akan lebih keras menghukum berbagai jenis kekerasan oleh pendukung klub sepak bola. Kerusuhan yang terjadi di markas River Plate sehingga leg kedua final Copa Libertadores kontra Boca Juniors gagal digelar dinilai memalukan bagi negara itu. Sebab Argentina bersiap menjadi tuan rumah pertemuan puncak negara-negara G20 pada Jumat (30/11).
Macri yang tampak marah tampil di televisi mengecam organisasi fan sepak bola kriminal bernama Barras Bravas. Mereka terkenal karena sering berurusan dengan narkoba, memeras penggemar, dan meminta uang perlindungan dari usaha kecil yang berlokasi di dekat stadion.
"Kami menolak mafia yang sering berada di belakang jenis kekerasan ini," kata Macri. "Saya harap setelah rasa malu ini, kita bisa mendapatkan undang-undang yang disahkan dalam sesi ekstra Kongres."
Menteri Keamanan Patricia Bullrich mengatakan, undang-undang itu akan memberlakukan sanksi terhadap kekerasan terkait pertandingan sepak bola.
Leg yang menentukan dari turnamen itu telah dijadwalkan lagi dimainkan pada Sabtu (24/11), tetapi terpaksa ditunda sampai Ahad (25/11) setelah pemain Boca terluka saat bus mereka diserang fans River di luar stadion Monumental di Buenos Aires.
Beberapa pemain Boca belum cukup pulih pada Ahad, jadi pertandingan itu ditunda lagi. Para pemimpin kedua klub diharapkan bertemu pada Selasa untuk memutuskan kapan pertandingan harus dijadwal ulang.
Macri mengatakan insiden itu sangat menyedihkan dan membuat frustrasi karena terjadi lima hari sebelum pertemuan blok G20 negara-negara industri di Buenos Aires. Macri menyebut pertemuan ini sebagai bagian dari upaya negara itu menarik investasi asing meskipun tingginya tingkat inflasi dan resesi.
Dia juga mengatakan marah dengan pembebasan 23 orang yang ditangkap secepatnya setelah kejadian pada Sabtu. Dia mengatakan, hal ini menunjukkan perlunya hukum yang lebih ketat terhadap hooligan sepak bola.
"Orang-orang itu bebas. Saya tidak mengerti. Saya tidak mengerti atas nama semua orang Argentina," kata Macri dengan nada suara tinggi. "Saya tidak mengerti reaksi sistem peradilan."
Copa Libertadores adalah turnamen di Amerika Selatan yang setara dengan Liga Champions Eropa. Tahun ini menandai pertama kalinya dua klub terbesar Argentina saling bertemu untuk memperebutkan gelar juara itu.
Pertarungan lintas kota itu disebut-sebut sebagai final terbesar dalam sejarah 58 tahun kompetisi.