REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat masakan Cina, Clarissa Wei, menjelaskan, hidangan khas suku Hui dalam kamus kuliner dikenal dengan sebutan huizu cai, yang secara harfiah berarti ‘makanan dari orang-orang Hui’.
Sebagai bagian dari masakan Cina, masakan Hui terbilang unik. Keunikan itu karena adanya sentuhan Islam yang diperkenalkan di Cina pada zaman Dinasti Tang (651 Masehi) oleh para pedagang Arab.
Baca: Sentuhan Islam dalam Kuliner Hui
“Semua restoran yang dikelola oleh orang-orang Hui dipastikan mematuhi standar syariat Islam. Mereka tidak hanya menghindari daging babi, tetapi juga berbagai daging hewan yang proses penyembelihannya tidak sesuai dengan prosedur yang ditentukan agama,” kata Wei dalam artikelnya, A Brief Introduction to Chinese Islamic Food.
Baca Juga: Bihun dan Soun Sangat Populer di Kalangan Muslim Hui
Sejumlah pengusaha Hui saat ini telah membuka bisnis kuliner di luar negeri. Salah satunya adalah China Islamic Restaurant yang terdapat di Los Angeles (LA), AS. “Restoran ini sudah berdiri selama lebih dari dua dekade. Pelanggan setianya kebanyakan berasal dari kalangan etnis Cina dan Arab yang tinggal di LA,” ungkap Wei.
Pengamat kuliner Martha E Weeks menuturkan, hidangan seperti bihun dan soun sangat populer di kalangan komunitas Hui. “Seperti masyarakat Cina umumnya, mie berbahan kacang hijau tersebut banyak tersedia di pasar dan rumah-rumah penduduk Hui,” tulis Martha dalam artikelnya berjudul Cuisine of the Duncan (Hui) People.
Masyarakat Hui adalah penggemar roti. Mereka membuat roti dengan cara dikukus, digoreng, atau dipanggang. Beberapa di antaranya adalah guokuy atau bizi-mo (roti yang dipanggang), jin-mo, dan yutazi (roti yang dikukus). Selain itu, ada lagi yugshchyan, shchyuenzi tonmyan, dinmyan bizi, dan pantszi yang kesemuanya adalah jenis roti datar yang dibuat dari adonan beragi. “Di samping itu, dyubin atau dyutsekhuor juga diminati. Yaitu, roti datar yang diisi dengan daun bawang Cina,” kata Weeks.
Minuman yang paling sering dikonsumsi oleh orang-orang Hui adalah teh hangat yang disebut tsa. Minuman ini biasanya disajikan tanpa pemanis, baik tsa khi (teh hitam) maupun lyu tsa (teh hijau).